Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping kembali menyerukan reunifikasi Taiwan saat dia menyampaikan pidato pada peringatan Revolusi 1911 di Balai Agung Rakyat, Beijing, Sabtu.

"Persoalan Taiwan akibat dari kelemahan dan kekacauan bangsa China dan ini bisa diatasi kalau program pembaruan menjadi nyata," kata Xi yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) itu.

Menurut dia, Revolusi 1911 yang diprakarsai oleh Sun Yat Sen berhasil mengakhiri 2.000 tahun kekuasaan kekaisaran di China sehingga membuka jalan bagi perubahan sosial dan ideologi.

"Sun diagungkan sebagai pahlawan nasional yang hebat, patriotik, dan pelopor besar revolusi demokrasi China," ujarnya.

Xi menganggap cita-cita revitalisasi bangsa yang dipegang teguh oleh Sun mendambakan masa depan cerah China yang dijunjung oleh para perintis Revolusi.

"Dan impian besar yang dicita-citakan dan diperjuangkan rakyat China pada zaman modern ini semuanya akan menjadi kenyataan," ujarnya.

Baca juga: Pemimpin Taiwan: Kami tak mau konfrontrasi militer dengan China

Dia menyatakan bahwa peringatan Revolusi 1911 akan menjadi inspirasi pembaruan nasional.

"Partai Komunis China merupakan pendukung setia dan penerus perjuangan Sun," ujarnya.

Oleh sebab itu, Xi kembali menegaskan bahwa reunifikasi secara menyeluruh akan segera terwujud seiring dengan program pembaruan nasional di negaranya.

"Reunifikasi nasional dengan damai menjadi kepentingan seluruh bangsa China, termasuk kompatriot di Taiwan," kata Xi seraya mengingatkan bahwa kaum separatisme merupakan ancaman serius atas misi tersebut.

Pada peringatan 100 tahun CPC di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada 1 Juli, Xi juga menyerukan reunifikasi China melalui program pembaruan nasional.

Revolusi 1911, yang dikenal dengan Revolusi Xinhai, bermula dari pemberontakan Wuchang pada 10 Oktober 1911.
Revolusi tersebut berakhir dengan turunnya Raja Puyi dari takhta pada 12 Oktober 1912.

Sun Yat Sen merupakan pendiri Partai Kuomintang dan pendiri Republik China pada 1912-1949.

Setelah meninggal, Sun digantikan Chiang Kai Shek. Saat Kuomintang ditaklukkan CPC, Chiang melarikan diri ke Taiwan pada 1949. 


Baca juga: Mantan PM Australia Abbott akan bantu Taiwan akhiri isolasi

Baca juga: Hari Nasional diperingati di China, Hong Kong, Makau


 

Pesawat amfibi AG600 akan unjuk kemampuan di Airshow China 2021

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021