Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan terus mengawasi Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di sekolah-sekolah selama pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas agar sekolah bisa menjadi tempat belajar yang aman dan terlindungi dari potensi penyebaran penyakit.

"Untuk menjamin keamanan, mutu, dan manfaat alat kesehatan serta Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga yang beredar di sekolah-sekolah selama PTM terbatas, Kementerian Kesehatan RI terus melakukan pengawasan yang ketat, pra dan pasca peredaran," kata Plt Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, drg. Arianti Anaya, MKM, dalam webinar Indonesia Hygiene Forum (IHF), Rabu.

Dia mengatakan, butuh kerja sama sinergis antara pemerintah, industri, penyalur, pemberi layanan kesehatan dan masyarakat harus dilakukan untuk melaksanakan pengawasan, pembinaan, hingga pengendalian sehingga semua sekolah dapat menjadi tempat belajar yang aman, nyaman dan terlindungi.

Baca juga: Pemerintah siapkan dua strategi pengendalian COVID-19 untuk PTM

Baca juga: Pemerintah dorong perguruan tinggi di PPKM level 1-3 PTM terbatas


Arianti mengingatkan masyarakat bahwa proses pemberian vaksinasi COVID-19 yang terus berlangsung harus tetap diikuti dengan perubahan perilaku bersih dan sehat dan selalu menerapkan protokol kesehatan. "Jadi, protokol kesehatan tidak bisa ditawar," katanya.

PTM Terbatas merupakan salah satu manifestasi dari kenormalan baru dan membutuhkan pendekatan “seluruh masyarakat” untuk menjawab tantangan tersebut.

Chief of Water, Sanitation and Hygiene (WASH) Unicef ​​Indonesia Kannan Nadar mengatakan, ada banyak dampak negatif pada anak-anak dari penutupan sekolah yang berkepanjangan dan konsekuensinya semakin parah, terutama bagi anak-anak yang paling rentan yaitu di pedesaan, daerah terpencil, dan mereka yang memiliki disabilitas.

"Kondisi ini termasuk meningkatnya angka putus sekolah, penurunan prestasi belajar anak-anak dengan banyaknya peserta didik yang diperkirakan akan mengalami kehilangan belajar, serta dampak pada kesejahteraan psikososial dan kesehatan mental mereka yang disebabkan oleh isolasi sosial yang berkepanjangan – dikombinasikan dengan ketidakpastian ekonomi," kata Kannan.

Di masa PTM terbatas ini, ketersediaan fasilitas air bersih, sanitasi dan kebersihan (WASH) sangat penting untuk kelancaran sekolah. Cuci tangan pakai sabun perlu diprioritaskan di semua sekolah, permukaan yang bersentuhan harus secara rutin didesinfeksi, dan dana Bantuan Operasional Sekolah perlu secara kreatif digunakan untuk meningkatkan akses WASH dengan tetap menjaga fasilitas yang ada.

Head of SEAA R&D Skin Cleansing Unilever Indonesia, Esperansa Hidayat, selaku perwakilan dari industri menyatakan pihaknya selalu berkomitmen untuk turut mengambil peran, membantu Indonesia menangani pandemi melalui berbagai jenis dukungan.

“Kami terus berupaya mempersembahkan inovasi yang baik dan bertanggung jawab. Upaya ini diawali dari konsep yang diujikan ke masyarakat untuk melihat apakah produk tersebut dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Setelahnya, kami memilih bahan baku yang memenuhi standar dan aturan, baik secara nasional maupun internasional. Tahap berikutnya adalah mengembangkan klaim untuk menginformasikan efikasi produk – didukung hasil uji laboratorium terakreditasi, dan mengacu pada aturan serta norma-norma yang berlaku.”


#ingatpesanibu
#sudahdivaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua



Baca juga: Tidak boleh ada diskriminasi untuk murid belajar dari rumah selama PTM

Baca juga: Peran orang tua dalam mendukung kelancaran PTM

Baca juga: Penanganan pandemi COVID-19 di Jakarta berbasiskan temuan sains




 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021