Jakarta (ANTARA News) - Pengamat masalah ketenaga kerjaan Janzy Sofyan menilai pemerintah telah melakukan diskriminasi dalam menangani persoalan WNI nontenaga kerja Indonesia (TKI) dan TKI di luar negeri.

Untuk masalah di Mesir, ujar Janzy Sofyan kepada pers di Jakarta, Jumat, pemerintah demikian tergopoh-gopoh melakukan evakuasi WNI. Sementara ada ribuan TKI yang sudah sedemikian lama terlunta-lunta di luar negeri hingga kini tidak mendapat perhatian sama sekali oleh pemerintah.

"Padahal baik TKI maupun non TKI yang ada di luar negeri, semuanya adalah warga negara Indonesia yang seharusnya mendapat perhatian dan perlakuan sama oleh pemerintah," ujarnya.

Ditegaskannya bahwa diskriminasi perlakuan pemerintah itu seolah telah menempatkan para TKI sebagai kasta terendah dalam struktur masyarakat yang ada.

Mengenai keberadaan TKI yang ada di Mesir, Janzy Sofyan mempertanyakan apakah benar ada TKI di negara itu mengingat hingga saat ini Indonesia tidak punya perjanjian khusus dengan Mesir terkait penempatan para TKI itu.

"Kalaupun ada TKI di Mesir, lalu darimana mereka masuk karena hingga detik ini Indonesia tidak punya `agreement` soal penempatan tenaga kerja ke negara itu," ujarnya seraya menambahkan wajar saja jika Menakertrans Muhaimin Iskandar kesulitan memverifikasi TKI yang ada di Mesir dan perlu dievakuasi.

Menurut Janzy, kalaupun ternyata ada TKI di Mesir maka hal itu ilegal dan ada ketidakberesan dalam penyaluran tenaga kerja sehingga harus diusut siapa yang telah menyalurkannya.

Sementara mengenai konflik di Mesir yang mengancam para WNI di negara itu, Janzy percaya bahwa warga Mesir tidak akan melukai orang-orang asing yang ada di sana.

Dia mencontohkan peristiwa kerusuhan massa di Indonesia pada tahun 1998 lalu, dimana tidak pernah terdengar ada warga negara asing yang terluka atau bahkan terbunuh dalam insiden berdarah itu.

"Kalau kita bandingkan dengan kondisi kita sendiri waktu chaos 1998, tidak pernah terdengar ada warga negara asing yang teraniaya oleh massa. Karenanya saya juga yakin di Mesir pun nantinya tidak sampai ada warga asing yang dilukai karena mereka bukan sasaran," demikian Janzy Sofyan.
(T.D011/D009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011