Ulama bersama barisan santri se-Jawa dan Madura berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober merupakan perjuangan santri dan kaum nasionalis yang seiring sejalan dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

"76 Tahun lalu, tentara Belanda membonceng sekutu datang ke Tanah Air untuk merampas kemerdekaan Indonesia, yang diproklamasikan Soekarno-Hatta 17 Agustus 1945," kata Eri Cahyadi, di Surabaya, Kamis.

Kemudian, ujar dia lagi, para ulama itu mencetuskan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, yang menggerakkan perjuangan kaum santri dalam membela kemerdekaan Indonesia. Para ulama bersama barisan santri se-Jawa dan Madura berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

"Ini sama persis, seiring sejalan dengan kaum nasionalis yang berjuang mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia," ujarnya.

Eri Cahyadi kemudian mengenang persahabatan Presiden Soekarno dengan para ulama, terutama KH Hasyim Asyari. "Bahkan dalam menentukan tanggal proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945, terlebih dulu Bung Karno meminta pertimbangan Kiai Hasyim Asyari," katanya lagi.

Menurut Eri, santri selalu hadir ketika masa krisis. Ketika perjuangan kemerdekaan, santri berada di garda paling depan. Sekarang, ketika negara mengalami krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi COVID-19, santri hadir membantu masyarakat.

"Dengan semangat kebersamaan dan gotong royong, mari berjuang bersama-sama agar Surabaya bisa menjadi baldatun toyyibatun wa robbun ghofur," katanya pula.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Adi Sutarwijono mendorong sinergi antara PDI Perjuangan dengan santri, sebab kader banteng dan santri memiliki ideologi sama.

"Santri mewarisi karakter pejuang. PDI Perjuangan merupakan wadah perjuangan rakyat," ujarnya lagi.

Menurut Adi, banyak anggota dan kader PDIP Surabaya yang juga santri, bahkan menjadi anggota DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PDI Perjuangan. "Mari berjuang bersama-sama untuk kebaikan Kota Surabaya dan Indonesia ," kata Adi yang juga Ketua DPRD Kota Surabaya.

Pada peringatan Hari Santri Nasional tahun ini, katanya pula, DPC PDIP Surabaya telah menggelar diskusi virtual membedah peran santri terutama dalam penanganan pandemi COVID-19, dan pemulihan ekonomi rakyat pada Rabu (20/10) malam.

Ketua PCNU Kota Surabaya Muhibbin Zuhri menjelaskan, para ulama dan santri tak henti-henti bergerak untuk menangani pandemi COVID-19. Juga membantu warga yang terdampak, menyelamatkan umat, dan mendorong pemulihan ekonomi dari bawah.

Dosen Universitas Negeri Sunan Ampel itu menjelaskan, definisi santri tidak terbatas pada orang yang belajar di pesantren. Santri merupakan warga yang taat menjalankan agama dan memiliki komitmen kebangsaan yang kuat.

"Karena itu santri bisa siapa saja. Yang jelas, santri harus memiliki wawasan kebangsaan yang kuat untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara. Komitmen kebangsaan kaum santri, tidak diragukan lagi," katanya pula.
Baca juga: Santri dan santriwati ponpes di Surabaya dapat beasiswa mulai 2022
Baca juga: Lima santri Gontor kembali dikirim ke RS Lapangan Surabaya

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021