Pemerintah Kabupaten Sumba Timur sudah sejak pekan lalu telah mengizinkan semua sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas karena Kabupaten Sumba Timur sudah nihil kasus COVID-19.
Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Yunus D Wulang mengatakan pembelajaran tatap muka terbatas di semua lembaga pendidikan mulai dilakukan di 22 kecamatan setelah daerah itu dinyatakan bebas dari warga terkonfirmasi positif COVID-19.

"Pemerintah Kabupaten Sumba Timur sudah sejak pekan lalu telah mengizinkan semua sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas karena Kabupaten Sumba Timur sudah nihil kasus COVID-19," kata Yunus D Wulang dalam kegiatan bengkel penulisan dan penerjemahan berbagai cerita dan karya dalam dwibahasa yang dilaksanakan lembaga Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi) secara daring, Kamis.

Ia menjelaskan Kabupaten Sumba Timur terdiri dari 22 kecamatan sudah nihil kasus terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga Pemerintah Kabupaten Sumba Timur mengizinkan lembaga pendidikan untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas pada semua sekolah.

Baca juga: Surabaya jadi percontohan nasional menuju PTM 100 persen

Dia mengatakan, selama pandemi melanda kabupaten di Pulau Sumba itu banyak persoalan yang dihadapi lembaga pendidikan dalam pembangunan sektor pendidikan terutama pada tugas pokok guru-guru.

Menurut dia selama masa pandemi COVID-19 kemampuan siswa untuk membaca dan menulis dan berhitung mengalami penurunan yang signifikan.

"Pemerintah Kabupaten Sumba Timur harus bekerja keras lagi untuk mendidik para murid yang mengalami kesulitan dalam membaca, menulis dan berhitung karena kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan berhitung turut drastis sebagai dampak pandemi COVID-19," kata Yunus.

Dia menambahkan untuk membantu para siswa yang kesulitan membaca,menulis dan berhitung itu perlu menyiapkan buku-buku bacaan yang berkualitas, menarik serta sopan dan santun untuk menjadi bahan bacaan para siswa di sekolah.

"Apalagi jika buku-buku yang ditulis dalam bentuk dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti digagasi INOVASI maka tentu sangat membantu para siswa kelas awal untuk memahami bacaan itu dan minat baca anak-anak menjadi lebih baik sejak dini," kata Yunus.

Baca juga: Disdik DKI tambah jam pelajaran pada PTM terbatas

Situasi pendidikan yang menyenangkan kata dia mampu mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran dengan tetap mengedepankan kearifan lokal melalui penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan pendidikan anak-anak yang kesulitan membaca, menulis dan berhitung.

Ia menegaskan, membaca buku bacaan tidak hanya bisa membaca namun para siswa harus bisa memahami secara baik terhadap teks yang dibaca.

"Apabila para siswa memahami secara baik teks yang dibaca dalam buku bacaan itu sehingga bisa bermanfaat bagi keberlangsungan pendidikan anak,"tegasnya.

Ia mengatakan selama pandemi COVID-19 maka budaya membaca para siswa harus terus didorong sehingga para siswa tidak kehilangan minat membaca dan memiliki pemahaman yang baik terhadap buku-buku pelajaran yang kualitas.

Manajer Inovasi Provinsi NTT, Hironimus Sugi mengatakan dalam kegiatan pembangunan sektor pendidikan dilakukan INOVASI di Pulau Sumba lebih menitik beratkan pada literasi,numerasi pada jenjang pendidikan kelas awal.

Ia mengatakan Inovasi NTT telah menerbitkan 46 judul buku dalam mendukung pembangunan sektor pendidikan di Nusa Tenggara Timur.
 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021