Jakarta (ANTARA/JACX) - Sejumlah pemilik akun media sosial menyebut terdapat jejak bahan kimia yang sengaja dilepaskan ke udara dengan pesawat (chemtrails) di daerah-daerah di Indonesia.

Sebuah akun di Instagram misalnya, berisi klaim video penampakan chemtrails di Depok, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Semarang, Brebes, sampai Aceh.

Unggahan kompilasi video singkat pada 4 November 2021 itu menempatkan pula tangkapan layar berita dari JPNN.com tentang "Polusi Udara Depok Tertinggi di Indonesia."

Konten itu disukai lebih dari dua ribu pengguna lain dan mendapatkan komentar dari ribuan pengikut akun itu.

Selain di Instagram, pada 11 Oktober 2021, juga muncul unggahan yang menyebut penampakan chemtrails oleh akun Twitter.

Akun itu menyebut terdapat penampakan chemtrails di langit Surabaya, Palembang, Makassar, Batam, Riau.

Namun, benarkah terdapat chemtrails di sejumlah daerah di Indonesia?
 
Unggahan hoaks yang menyebut terdapat "chemtrails" di langit sejumlah daerah di Indonesia. (Instagram)


Penjelasan:
Merujuk pada Kelompok Peneliti David Keith Harvard University, chemtrails merupakan salah satu konsep teori konspirasi yang menyatakan pemerintah atau sejumlah pihak terlibat dalam sebuah program rahasia untuk menyebarkan bahan kimia beracun di atmosfer dari pesawat terbang dengan cara membentuk bulu-bulu di udara.

Bentuk penampakan yang disebut chemtrails sangat mirip dengan jejak pesawat yang saat terbang di udara (condensation trails/contrails).

"Klaim bahwa ada sebuah program rahasia berskala besar untuk menyemburkan materi dari pesawat udara adalah hal yang luar biasa. Tapi, semua bukti yang kami lihat sampai saat ini sangatlah lemah," demikian pernyataan kelompok kajian ilmu iklim dan teknologi serta geoteknik tenaga surya itu.

Klaim yang umum adalah jejak terbang pesawat udara yang tampak "berbeda".

Sekelompok peneliti dari California, AS, yang dipublikasikan dalam situs Institut Fisika, menyatakan riset mereka terhadap para ilmuwan kajian atmosfer dan geo-kimiawi menunjukkan 76 dari 77 ilmuwan itu menyatakan tidak dapat membuktikan klaim chemtrails.

"Perubahan dalam teknologi pesawat terbang mungkin bisa menyebabkan jejak terbang untuk bertahan lebih lama dari sebelumnya," demikian riset yang dipimpin Steven J. Davis dari Departemen Global Ekologi Stanford University AS itu.

ANTARA, pada pertengahan September 2021, pernah mengklarifikasi hoaks tentang klaim racun yang disebarkan di langit Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Dengan demikian, klaim terdapat chemtrails termasuk di daerah-daerah di Indonesia merupakan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau hoaks.

Klaim: Video "chemtrails" di Depok, Cirebon, Sumedang, hingga Aceh
Rating: Disinformasi

Cek fakta: Hoaks! Racun disebar di langit Jagakarsa

Baca juga: Survei: Banyak orang anggap COVID-19 konspirasi dan rekayasa

Baca juga: Buzzer global pengembangbiak teori konspirasi COVID-19

Pewarta: Tim JACX
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2021