Salah satu agenda strategis pemajuan kebudayaan ialah menyediakan ruang ekspresi budaya yang beragam dan mendorong interaksi budaya
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan konferensi internasional kajian budaya Indonesia atau International Conference on Indonesian Culture (ICONIC) secara daring, 30 November-2 Desember 2021.

“ICONIC diselenggarakan dengan maksud untuk mewujudkan platform gotong royong lintas disiplin melibatkan para peneliti di dalam dan luar negeri yang dirancang untuk memperkaya kajian budaya Indonesia. Salah satu agenda strategis pemajuan kebudayaan ialah menyediakan ruang ekspresi budaya yang beragam dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan inklusif,” ujar Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin, di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan kegiatan tersebut juga bertujuan membangun mekanisme konsolidasi riset budaya di Indonesia yang menopang agenda strategis pengambilan kebijakan budaya, mewujudkan sinergi antara dunia akademik dan penerbitan di dalam dan luar negeri di bidang budaya untuk mempermudah penerjemahan dan penerbitan kepustakaan mengenai budaya Indonesia.

Selain itu, mendorong penyebarluasan hasil riset ke masyarakat dan pemangku kepentingan sehingga memungkinkan transformasi di tingkat lokal.

Konferensi itu mengangkat tema “Daya Lenting Ekosistem Kebudayaan di Masa Pandemi”. Melalui konferensi itu diharapkan dapat menghasilkan suatu solusi ataupun resolusi dari permasalahan itu. Konferensi menghadirkan berbagai ahli bidang kebudayaan untuk membicarakan peran kebudayaan pada masa kini. Selain itu, mengundang berbagai peneliti, akademisi, dan praktisi kebudayaan maupun dari luar bidang kebudayaan untuk sumbang pemikiran dan saran dalam bentuk tulisan maupun diskusi.

Baca juga: Kemendikbud optimalkan media digital dalam pelestarian budaya

Judi menambahkan pada Juni 2021, Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) mengeluarkan laporan Cultural and Creative Industries (CCI) In the Face of COVID-19: An Economic Impact Outlook.

Dalam laporan itu disebutkan bahwa sektor CCI merupakan salah satu sektor yang paling pertama ditutup dan akan menjadi yang paling terakhir dibuka kembali. Sebagian besar sektor itu tergantung dari pengumpulan massa. Laporan UNESCO itu memberikan gambaran mengenai dampak ekonomi pada sektor CCI. Selain itu laporan tersebut juga memberikan gambaran mengenai usaha yang telah dilakukan di berbagai negara untuk mengatasi permasalahan ini.

Sebelumnya, Ditjen Kebudayaan juga menyusun laporan mengenai inventarisasi dampak pandemi bagi sektor budaya di Indonesia, pemetaan dan kemungkinan adaptasi sektor budaya di Indonesia dalam situasi pandemi, serta menghitung potensi manfaat sektor budaya di Indonesia pasca-adaptasi, dan memperlihatkan urgensi pemberian stimulus ekonomi bagi sektor budaya.

Analisis Dampak Pandemi COVID-19 terhadap ekosistem kebudayaan di Indonesia dapat diakses melalui website https://jejakpandemi.kemdikbud.go.id. Laporan itu mencakup dampak pandemi bagi sektor budaya Indonesia, strategi adaptasi sektor budaya Indonesia dan stimulus ekonomi bagi sektor budaya Indonesia.

Baca juga: Presiden: Indonesia berpeluang tumbuhkan pengetahuan dari kebudayaan
Baca juga: Kemendikbudristek : Pandemi hadirkan peluang kembalikan kearifan lokal


Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021