Bogor (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengatakan kehadiran Analog Switch Off dapat membuka peluang lapangan kerja bagi para lulusan vokasi khususnya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berfokus pada dunia penyiaran dan digital.

Hal itu disampaikan oleh Tenaga Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Devie Rahmawati yang menyebutkan manfaat ASO selain bisa menghadirkan lebih banyak pilihan konten bagi masyarakat luas juga rupanya bisa membuka lebih banyak peluang untuk ekonomi dari industri kreatif bertumbuh.

“Kalau bicara soal membuat konten, menurut hemat saya mahasiswa hingga adik- adik SMK yang mengambil jurusan broadcast itu bisa menghasilkan konten- konten yang bagus, dan mereka bisa jadi bagian dari itu (ASO). Konten- konten positif mereka bisa membanjiri dan mengimbangi konten negatif yang kerap ada di ruang digital,” kata Devie di Bogor dikutip, Jumat.

Baca juga: Wapres: Pendidikan vokasi paling terdampak pandemi COVID-19

Ia menyebutkan di masa TV analog seperti saat ini, kerap kali konten dan tayangan yang ada di ruang publik kalah pamor dari konten- konten yang ada platform digital terutama di media sosial.

Meski cukup banyak konten- konten inspiratif dan menggugah, namun tidak sedikit konten negatif yang muncul dan berpotensi berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu, jumlah tayangan yang kurang ramah anak masih mendominasi pertelevisian Indonesia sehingga ruang publik menjadi tidak maksimal untuk diakses oleh semua kalangan usia.

Untuk itu, dengan perpindahan TV analog ke TV digital yang dicanangkan lewat ASO diharapkan terjadi transformasi ke arah positif di industri TV Indonesia.

Masyarakat menjadi lebih banyak mendapatkan pilihan kanal TV dan juga jenis konten yang tentunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

“Dengan kondisi TV digital, masyarakat tentu diharapkan bisa mendapatkan tayangan yang isinya lebih cerah dan edukatif. Mudah- mudahan dengan perpindahan ke TV digital dari TV analog, teman- teman media bisa mengimbangi kecepatan dan bahkan menandingi kecepatan konten di media sosial,” ujarnya.

Baca juga: Mencetak talenta digital dimulai dari sekolah

Baca juga: Gubernur Kepri: Pengangguran lulusan SMK cukup tinggi

Baca juga: Cara SMK jawab kebutuhan talenta digital handal bagi industri 4.0


Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021