Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said mengajak para akademisi untuk memperkuat pendidikan di bidang kebencanaan.

“Hal ini mengingat di beberapa wilayah Indonesia masih ada yang rawan bencana, sehingga perlu pencegahan hingga penanganan bencana yang serius,” ujar Sudirman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, PMI merupakan organisasi sosial kemanusiaan yang memiliki pengalaman panjang dalam menangani berbagai bencana. Begitupun dengan lembaga-lembaga kemanusiaan lainnya, sehingga bisa bersatu dalam mencegah sekaligus menghadapi bencana yang terjadi di Indonesia.

Baca juga: PMI DIY kirim bantuan untuk korban erupsi Gunung Semeru

“Oleh karena itu akan sangat baik apabila pengalaman dan pengetahuan yang didasari pada praktik lapangan ini dikelola lebih lanjut disertai dengan metodologi, sehingga bisa menjadi pengetahuan yang bisa dipelajari secara akademik. Di sinilah dibutuhkan peran akademisi seperti yang ada di kampus-kampus seperti di UNJ,” terang dia.

PMI memiliki jaringan yang sangat kuat di seluruh Indonesia, antara lain ada markas-markas di 34 provinsi dan 490 Kabupaten/Kota, 236 unit donor darah yang telah menangani 2,5 juta pendonor, hingga ratusan ribu relawan yang siap siaga.

Di dalam setiap operasi, kata Sudirman, PMI mengutamakan keterlibatan sumber daya lokal, para relawan, serta para penggerak kemanusiaan termasuk dunia pendidikan. Dia berharap para sumber daya lokal ini mampu mengedukasi masyarakat hingga menolong masyarakat bila ada momen bencana.

"Maka alangkah baiknya bila kerja sama dengan dunia pendidikan diperkuat dengan membangun atau mengembangkan kurikulum atau body of knowledge yang bisa disebarluaskan," tambahnya.

Kolaborasi akademisi dengan relawan ini menjadi penting, karena penanganan bencana tidak bisa lagi sekadar respon terhadap kejadian bencana, yang kemudian memberikan pertolongan pertama dan bantuan darurat. Namun manajemen bencana harus dimulai dari kegiatan prabencana hingga pertolongan saat kondisi darurat.

"Manajemen ini bisa dilakukan mulai dari kegiatan pencegahan, edukasi, penerangan kepada masyarakat," terangnya.

Baca juga: PMI Banjarnegara salurkan bantuan untuk warga terdampak letusan semeru

Siapapun bisa meningkatkan penerangan dan komunikasi, mitigasi, penanganan kedaruratan, penyiapan infrastruktur sampai pada bagaimana menjalin dukungan-dukungan yang sifatnya global di bidang keuangan atau teknologi atau hal lain yang diperlukan dalam kebencanaan.

Di samping itu, Sudirman juga mengatakan bahwa saat ini PMI memiliki lembaga pendidikan dan pelatihan yang tersebar di beberapa kota.

Kita punya politeknik AKBARA di Solo, akademi Bakti Kemanusiaan di Jakarta, serta punya 10 training center di seluruh Indonesia,” jelas dia.

Dia sangat setuju bila para akademik bergandeng tangan dengan lembaga kebencanaan untuk saling belajar meningkatkan peluang sesuai metodologi akademis di bidang pendidikan. Terlebih bila dibuat satu kurikulum model tentang kebencanaan ini diyakini bisa menambah konten. Pihaknya membuka diri untuk bisa bekerja sama dengan universitas atau Kemendikburistek.***3***

 

Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021