Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Turro Selrits Wongkaren mengatakan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) harus optimal sebagai salah satu kunci untuk mendorong peningkatan manfaat dari bonus demografi Indonesia.

"Kalau kita bicara ketenagakerjaan dari sisi SDM, kita perlu pikirkan tidak cuma dari segi pendidikan dan kesehatan tapi juga mesti memikirkan keseluruhan pengelolaannya," kata Turro dalam Webinar Indonesian Demographic Outlook (IDO) 2022 di Jakarta, Kamis.

Turro menuturkan untuk mempunyai pertumbuhan ekonomi yang baik itu, perlu ada pengelolaan SDM yang baik pula.

Sementara Turro mengatakan kemampuan Indonesia mengelola SDM saat ini relatif rendah dibanding negara-negara tetangga.

Padahal, menurut dia, puncak bonus demografi terjadi pada periode 2020-2024 sehingga perlu ada upaya untuk peningkatan pengelolaan SDM yang baik di Tanah Air agar bisa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari bonus demografi.

Baca juga: Bappenas: Pemerintah bangun SDM berkualitas dan berdaya saing
Baca juga: Menaker: Pelatihan vokasi penting untuk pemanfaatan bonus demografi

​​​​Menurut Turro, selain fokus pada sisi suplai SDM berkualitas, perlu juga dipikirkan untuk sisi penyerapan tenaga kerjanya atau sisi permintaan tenaga kerja sehingga harus bisa memastikan tenaga kerja Indonesia terserap dengan baik ke depannya.

"Sisi suplai harus dibarengi sisi demand (kebutuhan/permintaan)," ujar Turro.

Untuk memiliki kemampuan pengelolaan SDM yang baik, ada empat aspek yang harus dipenuhi, yaitu kebijakan dan kondisi yang memungkinkan SDM untuk berkembang, menarik SDM yang berkualitas bagus, memberikan SDM peluang untuk maju, dan mempertahankan SDM yang ada.

Baca juga: Mendag: Target jadi negara maju berpacu dengan umur bonus demografi
Baca juga: Erick Thohir ingatkan pentingnya manfaatkan momen bonus demografi

Sebelumnya, Direktur Kependudukan dan Jaminan Sosial Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Muhammad Cholifihani mengatakan bonus demografi dapat memberikan dampak positif apabila saat jumlah penduduk usia produktif yang melimpah dan berkualitas bisa mendorong atau memacu pertumbuhan ekonomi.

Namun, di lain sisi bonus demografi dapat memberikan dampak negatif apabila saat jumlah penduduk usia tenaga kerja melebihi lapangan kerja yang disediakan, yang berarti bisa meningkatkan pengangguran sehingga berpotensi meningkatkan kemiskinan.

Oleh karenanya, pembangunan SDM Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM, yang merupakan salah satu prasyarat dalam upaya pemulihan pembangunan akibat pandemi COVID-19.

Baca juga: ISED: Indonesia harus siapkan talenta digital hadapi bonus demografi

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021