Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memfasilitasi 23 pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) makanan minuman (mamin) untuk melakukan tes pasar di Lulu Hypermart, Tangerang Selatan, Banten.

Tes pasar dijadwalkan berlangsung pada 25 Desember 2021-7 Januari 2022, sebagai upaya untuk mempersiapkan UKM  mampu menembus pasar Timur Tengah yang merupakan pusat jaringan Lulu Hypermarket.

“Timur Tengah merupakan pasar yang besar dan produk mamin UKM Indonesia pun cukup disukai di sana. Melalui kerja sama dengan ritel global seperti Lulu Hypermarket, diharapkan produk mamin UKM Indonesia dapat semakin berkembang dan digemari di pasar Timur Tengah,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi lewat keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.

Para pelaku UKM yang difasilitasi adalah binaan Ditjen PEN yang telah mendapat berbagai fasilitasi, seperti pengembangan merek, pengembangan desain produk, dan sertifikasi produk ekspor.

Mereka di antaranya Najiya Food, PT Baitullah Cahaya Lillah, PT Petra Anugrah Tama, Candramawa, Gentong Mas, PT Darya Padma Enoes (Teh Dia), PT Dua Harimau Sumatera, PT Bumi Oma Hensin, PT Magna Alfa Trinitas, PT Dwi Sejahtera Nusantara, Sanra Food, Kahla, dan CV Mekanira Nusantara.

Baca juga: Ekspor masih positif, Gapmmi dorong UKM pangan ambil peluang

“Tes pasar ini bertujuan untuk melihat respons pasar terhadap produk yang ditawarkan dan efektivitas strategi pemasaran yang diterapkan. Hal itu juga menjadi sarana para pelaku usaha berlatih memasuki pasar ritel internasional dan menjadi salah satu akses bagi produk para pelaku usaha untuk memasuki pasar global,” ungkap Didi.

Menurut dia, Lulu Group sebagai salah satu ritel global yang saat ini paling berkembang dapat menjadi sarana bagi UKM di Indonesia semakin dikenal di pasar internasional.

Sementara itu Direktur Pengembangan Produk Ekspor Miftah Farid mengungkapkan Lulu Hypermarket memiliki lebih dari 100 cabang di seluruh dunia. 

“Untuk bisa go international, persaingan bukan hanya soal harga, tapi juga kualitas. UKM harus bisa menjaga kualitas, dari segi rasa hingga pengemasan," ujar Miftah.

Menurut Miftah, pihaknya menargetkan nilai ekspor Indonesia ke Timur Tengah mencapai 100 juta dolar AS melalui kerja sama tersebut. Menurutnya, sudah ada beberapa mamin Indonesia yang menembus Timur Tengah, tapi masih ada ruang untuk dikembangkan.

“Pada dasarnya, produk UKM Indonesia sudah memiliki kemampuan kreativitas dan layak bersaing di kancah global. Karena itu, sangat penting untuk dibarengi dengan desain kemasan dan kualitas produk yang baik,” ujar Miftah.

Baca juga: UKM Indonesia buka pasar ke Timur Tengah dan Afrika

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021