Jakarta (ANTARA) -
Pada Selasa (11/1) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan bahwa penularan virus corona varian Omicron diprediksi memuncak pada awal Februari 2022 dan pemerintah siaga mengantisipasi dampaknya.

Selain itu ada warta lain mengenai rencana pemberian tambahan dosis vaksin COVID-19 sebagai penguat dan penanganan stunting yang bisa disimak kembali dalam rangkuman berita berikut.
 
 
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan selaku Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengemukakan bahwa penularan Omicron di Indonesia diperkirakan memuncak pada awal Februari 2022 berdasarkan pola penularan varian virus tersebut di negara lain.   
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan masuk kondisi siaga utama jika penularan Omicron sampai menyebabkan keterisian tempat tidur pasien di rumah sakit meningkat menjadi 20 sampai 30 persen. 
 
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah akan menyediakan pelayanan vaksinasi penguat mulai Rabu (12/1) di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah seperti puskesmas dan rumah sakit pemerintah bagi warga berusia 18 tahun ke atas yang sudah mendapat suntikan dua dosis vaksin COVID-19.

Satuan Tugas COVID-19 paparkan alasan pelaksanaan vaksinasi penguat
 
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito memaparkan tiga alasan pelaksanaan vaksinasi penguat pada masyarakat mulai 12 Januari 2022, antara lain munculnya kecenderungan penurunan antibodi setelah enam bulan vaksinasi COVID-19.
 
Presiden Joko Widodo meminta program penurunan stunting atau kekerdilan dijalankan dengan fokus dan tepat sasaran, bukan sekadar seremonial berupa pemberian makanan tambahan pada akhir tahun, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. "Sesuai arahan Bapak Presiden, laju penurunan stunting per tahun minimal tiga persen. Ini membutuhkan langkah fokus, tepat sasaran, dan terpadu," katanya.
 
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022