Kasus stunting sudah turun hampir 6 persen
Pontianak (ANTARA) - Southeast Asian Ministers of Education Organization – Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) yang melibatkan Poltekkes Pontianak menghadirkan program Anakku Sehat dan Cerdas (Eccne) di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

"Program Eccne ini berupaya mengintegrasikan komponen kesehatan, gizi dan perawatan dalam satuan lembaga Paud melalui kegiatan peningkatan kapasitas dalam pengembangan edukasi gizi melalui pendekatan pendidikan anak usia dini holistik integratif (PAUD-HI)," ujar Direktur Seameo Recfon Muchtaruddin Mansyur di Sambas, Rabu.

Hadirnya program Eccne di Kabupaten Sambas tersebut yang melibatkan Poltekkes Pontianak ditandai dengan penandatanganan dokumen perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sambas, Rabu. Penandatanganan tersebut adalah kelanjutan perjanjian sebelumnya yang telah di jalan sejak lima tahun lalu. Dipilihnya Kabupaten Sambas karena wilayah terdepan NKRI dan menjadi prioritas stunting serta komitmen Pemda yang baik.

Pengenalan program ini diperkuat dengan hasil Panduan Gizi Seimbang berbasis Pangan Lokal (PGSPL) yang spesifik untuk setiap daerah. Proses implementasi yang diawali dengan pelatihan menjadi Master of Trainer (MOT) program Eccne telah diberikan diberikan kepada mitra akademisi dan staf pemerintah daerah.

Kabupaten Sambas telah mengikuti program ini pada tahun 2019 bersama dua pemda lokus yang lain.

Baca juga: Bupati Sambas bahas program turunkan angka stunting

Baca juga: Menggapai generasi sehat ASEAN melalui intervensi pangan dan gizi


Pemda Sambas mengikuti program yang sama pada Juli 2021, yang diselenggarakan untuk 50 kabupaten dan kota prioritas stunting. Untuk memayungi pendampingan kegiatan implementasi dari tindak lanjut packa pelatihan, diperlukan finalisasi dokumen perjanjian kerjasama termasuk pembagian peran antar pihak.

"Sejak tahun 2017 hingga saat ini sebenarnya SEAMEO RECFON telah bekerja sama dengan Poltekkes Kemenkes Pontianak dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas dalam memberikan pendampingan peningkatan kapasitas SDM di Kabupaten Sambas terkait gizi dan kesehatan, dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa program Eccne selain memberikan penguatan edukasi gizi yang dilaksanakan melalui jalur program pendidikan dan kesehatan, penyampaian edukasi gizi dalam pencegahan stunting juga memiliki potensi untuk dilaksanakan melalui jalur program anak usia dini.

"Komponen pendidikan dan kesejahteraan dan perlindungan umumnya disampaikan melalui satuan lembaga PAUD. Sedangkan komponen pengasuhan dan kesehatan, gizi dan perawatan disampaikan melalui Posyandu dan BKB," jelas dia.

Sementara itu, Bupati Sambas yang diwakili Sekda Sambas, Ferry Madagaskar sangat menyambut baik peran dan andil dari SEAMEO RECFON dan Poltekkes Pontianak. Menurutnya dengan adanya peran dua lembaga tersebut yang dibalut dengan kerjasama dengan Pemda Sambas berdampak langsung dalam pencegahan dan penanganan stunting di Sambas.

"Dengan masuknya SEAMEO RECFON dan Poltekkes Pontianak berkotribusi langsung dalam pencegahan dan penanganan bersama pemerintah Sambas. Kasus stunting sudah turun hampir 6 persen. Semula pada 2017 lalu ada sekitar 38 persen kasus stunting dan kini 32,6 persen. Meski turun angka harus diturunkan terus," jelas dia.

Ia menambahkan kerja sama dan kolaborasi yang ada harus ditingkatkan. Dengan begitu ia optimistis angka stunting di Sambas bisa di bawah angka stunting Kalbar yang saat ini posisinya 29,8 persen.

"Sebelumnya penanganan stunting masih perlu dimaksimalkan kolaborasinya saja sudah signifikan turun apalagi kalau maksimal. Untuk itu semua harus dimaksimalkan karena angka penurunan stunting masuk indikator kemajuan daerah," kata dia.

Baca juga: SEAMEO : "stunting" masalah lintas generasi

Baca juga: Menkes: Presiden minta angka stunting turun 3 persen tahun depan

Pewarta: Dedi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022