Kupang (ANTARA) - Dua unit Kapal Motor Penyeberangan (KMP) milik PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur terpaksa kembali ke Kupang saat akan berlayar ke Alor dan Lembata akibat diterjang gelombang tinggi di perairan NTT.

"Benar ada kapal yang dengan rute Kupang-Lembata yang terpaksa kembali karena gelombang sangat tinggi yakni mencapai 2,5 meter hingga 3 meter," kata GM PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang Ardhi Ekapaty kepada ANTARA di Kupang, Selasa.

Ia mengatakan dua KMP tersebut adalah KMP Inerie II dan KMP Cakalang II yang masing-masing mempunyai tujuan atau rute yang berbeda-beda.

KMP Inerie II sesuai jadwal berangkat ke Lembata pada pukul 16.00 WITA, namun di tengah jalan terpaksa putar haluan karena diterjang gelombang.

Baca juga: BMKG imbau waspadai gelombang tinggi di perairan selatan NTT

Baca juga: BMKG: Tak terdeteksi potensi badai tropis di NTT


Hal yang sama juga dialami oleh KMP Cakalang II yang dijadwalkan berangkat pukul 14.00 wita namun akibat cuaca buruk diminta untuk kembali ke pelabuhan Bolok Kupang.

"Hal ini demi keselamatan penumpang. Sehingga kami putuskan untuk kembali ke Kupang," tambah dia.

Sebelumnya Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Syaeful Hadi telah mengimbau kapal penumpang dan kapal nelayan agar mewaspadai gelombang tinggi pada sekitar lima wilayah perairan di Nusa Tenggara Timur.

Kelima wilayah perairan itu yakni perairan utara Pulau Flores, Laut Sawu bagian selatan, Selat Flores-Lamakera, Selat Alor-Pantar, dan perairan selatan Kupang-Rote.

"Gelombang berketinggian 2,5-4 meter berpotensi melanda beberapa wilayah perairan itu sehingga berisiko tinggi terhadap kapal nelayan maupun kapal ferry," kata di Kupang, Rabu, (13/1).

Ia menjelaskan, kondisi gelombang tinggi tersebut diperkirakan berlangsung selama 13-15 Januari 2022.

Baca juga: BMKG imbau nelayan waspadai gelombang tinggi di perairan NTT

Baca juga: BMKG ingatkan warga waspada gelombang 4 meter di sebagian perairan NTT


 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022