kita juga belum bisa memberikan keterangan
Garut (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Jawa Barat masih menelusuri penyebab seorang anak meninggal dunia setelah mendapatkan vaksin COVID-19 untuk mengetahui penyebabnya karena vaksin atau ada riwayat sakit.

"Kita belum bisa menyimpulkan karena hari ini dari tim KIPI (kejadian ikutan pascaimunisasi) akan menelusuri dan mendiskusikan, kita juga belum bisa memberikan keterangan dari mana dan apa penyebabnya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani saat dihubungi wartawan di Garut, Minggu.

Ia menuturkan korban seorang perempuan pelajar kelas 4 sekolah dasar yang mendapatkan vaksinasi di sekolahnya, Sabtu (15/1/2022).

Siswi tersebut, kata dia, kemudian mengeluhkan sakit muntah-muntah lalu dibawa ke Puskesmas Wanaraja pada 19 Januari, selanjutnya diperiksa oleh dokter dan sehari kemudian kondisi kesehatannya mulai membaik.

"Masuk Puskesmas itu tanggal 19 karena muntah-muntah, agak jauh jaraknya dari vaksinasi," katanya.


Baca juga: Komnas KIPI: Penyakit serius usai imunisasi bukan karena vaksinasi
Baca juga: Siswa PAUD meninggal, Dinkes tunggu hasil investigasi Komda KIPI Jabar

Ia menyampaikan pada 21 Januari anak tersebut kembali muntah-muntah, lalu mendapatkan penanganan lebih lanjut dengan melakukan cek laboratorium, namun sorenya meninggal dunia.

"Anak muntah-muntah lagi disertai sakit kepala, kemudian cek lab, sorenya kondisi anak ngedrop, pukul 17.35 pasien dinyatakan meninggal dunia," katanya.

Ia menyampaikan saat pemeriksaan kesehatan sebelum divaksin kondisi anak tersebut sehat dan dinyatakan boleh divaksin COVID-19.

Terkait jumlah kasus anak meninggal dunia setelah divaksin, kata dia, baru satu orang, selain itu ada juga anak yang mendapatkan penanganan kesehatan setelah divaksin.

Baca juga: Dinkes Garut tangani anak yang alami KIPI usai divaksinasi COVID-19

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022