Surabaya (ANTARA News) - Dua orang jamaah haji masing-masing asal Jember dan Banyuwangi, hingga kini masih tertinggal di Tanah Suci karena sakit, meski jamaah haji kelompok terbang (Kloter) 28 dan 35 yang seharusnya mereka ditumpangi sudah kembali ke Tanah Air. "Keduanya sakit, dan jamaah haji yang berasal dari Jember sempat menyusul ke Bandara Jeddah untuk ikut pulang, namun kloter 28 keburu take off," kata anggota Tim Humas PPIH Debarkasi Surabaya, H.Saifuddin Zaini di Surabaya, Senin. Sedangkan jamaah haji kloter 35 asal Banyuwangi justru sempat naik ke pesawat terbang saat persiapan take off. "Tapi tiba-tiba jamaah haji bernama Ali Mahfud bin Moh Syabikin yang berusia 64 tahun tersebut mendadak kena serangan jantung," katanya. Ia menjelaskan, Ali Mahfud yang berasal dari Dusun Krajan RT.02/RW.08, Desa Taman Agung, kecamatan Cluring, Banyuwangi, itu harus rela tetap tinggal di Tanah Suci sampai sembuh, meski jamaah haji kloter 35 sudah tiba di Bandara Juanda Surabaya pada 26 Januari lalu. "Informasi yang kami terima dari dokter kloter 35, dr.H.Edy Hermanto, menyatakan Pak Ali Mahfud semula sehat-sehat saja, tapi ketika naik pesawat dan sepuluh menit menjelang take off tiba-tiba mengalami sesak nafas, nadi lemah, tensi 90/60, nyeri dada, dan dingin," katanya. Oleh karena itu, katanya, petugas kesehatan kemudian memutuskan untuk diturunkan kembali dari pesawat guna mendapatkan perawatan intensif. "Dinas Kesehatan Banyuwangi sudah menyarankan agar beliau periksa EKG (jantung) ke dokter sebelum haji, tapi tak dilakukan," katanya. Lain halnya dengan H.Sutihan alias H.Abdurrasjid, BA bin P Pei yang tertinggal di Jeddah, Arab Saudi, karena penumpang kloter 28 asal Jember itu menderita stroke. "Informasi yang kami terima dari dokter kloter 28, dr.Hendro Soelistjono, menyatakan Pak Sutihan memang menderita stroke, tapi diminta pulang paksa oleh keluarganya, sehingga diusahakan keluar dari Rumah Sakit As-Riyadh, Mekkah," katanya. Namun, katanya, sampai kloter itu ditunda dua jam, ternyata Sutihan bersama petugas kesehatan dari Daker Mekkah tidak kelihatan, sehingga kloter 28 akhirnya terbang. "Keluarganya berharap Pak Sutihan segera pulang dengan kloter berikutnya," katanya. Data online Siskohat Pusat mencatat jamaah haji Debarkasi Surabaya yang meninggal dunia hingga Senin (30/1) berjumlah 60 orang, yakni 58 meninggal dunia akibat sakit dan dua orang asal Surabaya yang meninggal dunia akibat kecelakaan (kena reruntuhan hotel). Ke-58 jamaah haji Debarkasi surabaya yang meninggal dunia akibat sakit itu tercatat 11 orang sakit respatory failure, 10 orang sakit sudden death, 10 orang sakit cardiac arrest, tiga orang sakit cardiac failure, dua orang status asmatikus, dan sisanya masing-masing satu jenis penyakit.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006