... dananya berkurang Rp10 juta padahal dia tidak melakukan transaksi baru apapun di antara dua jeda waktu itu...
Sukabumi (ANTARA News) - Nasabah BNI atas nama Sukma Sukatma dibobol rekeningnya melalui ATM. Gerak cepat Bank BNI Cabang Sukabumi, Jawa Barat, langsung dilakukan; mereka membentuk satu tim penyelidik khusus untuk mengungkap kasus itu.

Bukan itu saja, mereka juga memutuskan mengganti setiap kerugian yang dialami nasabahnya itu, yang dikabarkan sampai Rp10 juta. Ini juga bentuk perlindungan dan pelayanan kepada nasabah mereka.

Sukatma beberapa hari lalu melakukan transaksi pengambilan dananya di ATM Sukaraja, Sukabumi. Kartu ATM-nya tertelan mesin. Dia baru melaporkan penelanan kartu itu dua hari kemudian sekalian memeriksa saldo dana di bank pemerintah itu.

Data yang disodorkan sistem informatika BNI di sana menyatakan, dananya berkurang Rp10 juta padahal dia tidak melakukan transaksi baru apapun di antara dua jeda waktu itu.

Akan tetapi, penelusuran berbasis sistem informatika, menyatakan dana yang berasal dari milik Sukatma itu telah "berjalan-jalan" ke beberapa kota lain di Jawa Barat dan Jakarta. Catatan transaksi interkoneksi menyatakan, pembelanjaan itu terjadi di Cianjur dan Depok.

Tim khusus penyelidik kasus itu bertugas selama 14 hari. "Ini baru pertama kali terjadi di Sukabumi, kami juga membuka hasil rekaman CCTV di tempat pengambilan uang di ATM Sukaraja," kata Pemimpin Kelompok Pengembang Bisnis dan Layanan BNI Wilayah Bandung, Ikhsan Azman, di Sukabumi, Rabu.

Melalui rekaman CCTV itu bisa mengungkap oknum dibalik pembobolan ATM tersebut. BNI Cabang Sukabumi juga berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat.

"Jika kasus ini benar-benar merugikan nasabahnya tersebut, maka kami akan mengganti penuh kerugian nasabahnya sebagai pelayanan. BNI juga tidak akan merugikan nasabahnya," katanya.

Secara terpisah Kepala Sub Bagian Humas Polres Sukabumi Kota, AKP IGK Warjana, mengatakan, kasus pembobolan dana nasabah memakai modus transaksi perbankan di ATM sudah mengambil dua korban.

"Kami tengah melakukan penyelidikan dan berharap dalam waktu dekat ini kami bisa berhasil menangkap pelakunya," kata Warjana. (*)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011