Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo optimistis kekuatan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 dapat menduduki peringkat kelima dunia setelah China, Amerika Serikat, India, dan Jepang, sebagaimana diprediksi oleh portal statistik dunia Statista.

Menurut Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soestayo, berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, rasa optimistis itu muncul karena kajian yang dilakukan oleh Statista memanfaatkan berbagai indikator ekonomi dari International Monetary Fund (IMF) sehingga akurasi-nya terpercaya.

"Kajian yang dimuat dalam portal Statista menggunakan berbagai indikator ekonomi yang bersumber dari IMF, seperti keseimbangan kemampuan berbelanja negara (purchasing power parity) dan international dollars sehingga akurasi-nya sangat terpercaya," ujar dia.

Meskipun begitu, lanjut Bamsoet, segenap bangsa Indonesia tidak boleh berpuas diri atas prediksi tersebut. Sebaliknya, menurut Bamsoet, diperlukan kerja keras dari semua pihak, baik Pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat secara luas untuk mewujudkan prediksi itu.

"Diperlukan juga dukungan dan situasi politik dalam negeri yang kondusif serta stabil atau terjaga dengan baik," tambah dia.

Baca juga: Erick Thohir: Ekonomi digital kunci jadi kekuatan dunia pada 2045

Baca juga: Hannover Messe peluang RI tampil sebagai kekuatan baru ekonomi dunia


Lebih lanjut, Bamsoet menjelaskan prediksi Statista menempatkan Indonesia di peringkat kelima ekonomi dunia pada tahun 2024 bukanlah tanpa perhitungan yang matang.

Sebagai salah satu gambaran, ujarnya, Senin pagi ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal satu tahun 2022 (Q1-2022) adalah sebesar 5,01 persen secara year on year (YoY). Kondisi itu meningkat dibandingkan Q1-2021 yang terkontraksi minus 0,70 persen.

"BPS juga mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai 9,33 miliar dolar AS, sementara nilai pendapatan domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku sebesar Rp4,513 triliun dan nilai PDB atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp2,819 triliun," jelas Bamsoet.

Ia juga menyampaikan salah satu faktor pendukung kekuatan ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga yang membaik.

"Konsumsi rumah tangga yang membaik ini adalah buah keberhasilan dari upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 yang dilakukan Pemerintah bersama masyarakat. Bahkan, terputusnya mata rantai penyebaran COVID-19 juga telah mengembalikan kepercayaan investor terhadap Indonesia," tuturnya.

Baca juga: Ketua MPR: Jangan terbuai prediksi RI akan jadi kekuatan ekonomi dunia

Baca juga: Kekuatan Indonesia ada di pariwisata dan ekonomi kreatif, kata ekonom


Ketua MPR RI ini menambahkan, selain dari basis fundamental ekonomi, terdapat pula berbagai potensi lainnya yang dapat mengantarkan Indonesia menuju peringkat 5 besar kekuatan ekonomi dunia.

"Misalnya, besarnya jumlah penduduk yang mencapai 270 juta jiwa, di mana 20 persen di antaranya atau sekitar 50-60 juta jiwa tergolong sebagai kelas menengah. Indonesia juga sedang mengalami masa keemasan bonus demografi karena usia produktif (15-64 tahun) mendominasi jumlah penduduk di dalam negeri," kata dia.

Usia produktif tersebut berperan dalam memperkuat perekonomian Indonesia, terutama pada tahun 2024.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022