Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku fokus terhadap penataan kawasan kumuh atau "slum area" di ibukota selama menjalani masa kepemimpinannya.

"Dalam waktu lima tahun ini, saya akan menitikberatkan perhatian untuk membangun dan menata kawasan kumuh di Jakarta," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis.

Terkait biaya yang diperlukan, Jokowi mengatakan tidak hanya diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta, tetapi juga dari pihak swasta melalui program-program Corporate Social Responsibility (CSR).

"Kawasan kumuh di Jakarta jumlahnya mencapai 360 titik. Ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu dari enam ibukota dengan slum area terbanyak di dunia. Oleh sebab itu, kita akan cari CSR sebanyak-banyaknya untuk mendukung jalannya program penataan kampung," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, langkah pertama yang harus ditempuh dalam program penataan kampung adalah membeli banyak lahan untuk membangun rumah susun (rusun).

Diperkirakan, lanjut Jokowi, dibutuhkan lahan 1.200 hektare untuk program penataan kampung.

"Lahan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI saat ini baru 250 hektar. Sementara itu, diperlukan sebanyak 700 tower atau 7.000 unit rusun untuk menata 360 `slum area`," tutur Jokowi.

Jokowi mengungkapkan salah satu titik yang akan dibangun rusun, yaitu di Daan Mogot dengan luas 18 hektar dan Cilincing seluas tiga hektar.

Selain itu, ada juga di Manggarai dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN).

Sementara itu, untuk menampung warga yang tinggal di bantaran Waduk Pluit akan segera dibangun sekitar tiga atau empat rusun di daerah Muara Baru.
(R027/E008)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013