Purbalingga (ANTARA News) - Komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Grup 1 Serang, Banten, Kolonel Infanteri M Saleh Mustafa menilai almarhum Wahyu Prabowo merupakan prajurit yang baik.

"Almarhum prajurit yang baik, dua kali penugasan dilaksanakan dengan baik dan sangat berdisiplin," kata dia kepada wartawan usai pemakaman jenazah Pratu Wahyu Prabowo, di Tempat Pemakaman Umum Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, Sabtu.

Pratu Wahyu Prabowo meninggal dunia akibat luka tembak di dada saat terjadi penembakan kelompok sipil bersenjata yang menyerang pos keamanan di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Kamis (21/2).

Lebih lanjut, Saleh mengatakan, almarhum Wahyu Prabowo punya kemauan untuk mementingkan kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan pribadi, salah satunya menunda rencana pernikahannya hingga kembali dari Papua.

"Itu salah satu sikap almarhum yang patut kita contoh dan teladani," katanya.

Saleh mengatakan  kegiatan TNI khususnya Kopassus di Papua  merupakan operasi pendampingan.

"Jadi, operasinya mengajari bagaimana bercocok tanam, memelihara ikan, dan bagaimana membuat sawah," kata dia menjelaskan.

Wahyu Prabowo yang masuk sebagai Tamtama Infanteri TNI-AD pada 2007 dan bergabung dengan Kopassus pada 2008.

Bungsu dari tujuh bersaudara anak pasangan Sastro Wiharjo dan almarhumah Chomsiyah ini bertugas di Papua sejak Juni 2012 dan diperpanjang tugasnya hingga bulan Juli atau Agustus 2013.

Pada kepulangannya pertengahan tahun ini, Pratu Wahyu Prabowo berencana melangsungkan pernikahannya dengan Marlina Fatmawati yang sempat tertunda selama dua tahun.

Semasa hidupnya, Pratu Wahyu Prabowo sempat ditugaskan ke Somalia guna membebaskan awak Kapal MV Sinar Kudus yang disandera bajak laut pada 2011.

(ANTARA)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013