Jakarta (ANTARA News) - Penelitian menunjukkan bahwa pria pengidap kanker prostat yang mewarisi mutasi gen terancam meninggal dunia.

Gen BRCA2 terkait dengan kanker payudara turunan, serta kanker prostat, dan kanker rahim.

Kini peneliti mengatakan selain cenderung rentan pada kanker prostat, pria dengan BRCA2 juga lebih cenderung terserang tumor agresif dan sangat sedikit yang bisa bertahan hidup, seperti dilansir laman BBC, Selasa.

Mereka mengatakan para pria ini harus mendapat perawatan segera demi menyelamatkan jiwa mereka.

Sekitar satu dari 100 pria pengidap kanker prostat akan memiliki mutasi BRCA2.

Para pria ini mungkin bisa mendapat pertolongan dari bedah atau radioterapi, bahkan jika penyakit mereka masih berada di tahap awal dan dikategorikan sebagai berisiko rendah, menurut Journal of Clinical Oncology.

Kanker prostat bisa tumbuh dengan sangat lambat atau sangat cepat, dan hal ini sangat sulit diprediksi lebih dini.

Beberapa pria bisa saja hidup tanpa mengalami gejala apa pun, meskipun mereka sesungguhnya mengidap kanker ini.

Bagi banyak orang, perawatan segera tidak dipandang sebagai hal yang penting.

Namun para peneliti mengatakan pria dengan BRCA2 dan kanker prostat harus diobati sedini dan seagresif mungkin karena tumor mereka kemungkinan akan menyebar.

Prof  Ros Eeles dan rekan-rekannya di The Institute of Cancer Research London dan The Royal Marsden NHS Foundation Trust menemukan bahwa kanker prostat meyebar lebih cepat dan berakibat fatal pada pria yang mewarisi gen BRCA2 dibandingkan dengan pria tanpa gen BRCA2.

Prostat adalah kelenjar kecil di panggul ditemukan hanya pada pria. Kelenjar tersebut berfungsi membuat bagian cairan dari air mani di mana sperma berenang di dalamnya.

Kanker prostat biasanya tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah tumbuh cukup besar untuk mempengaruhi struktur sekitarnya seperti uretra yang membawa urin dari kandung kemih.

Hal ini dapat menyebabkan masalah buang air kecil - mulai buang air kecil lebih sering atau kesulitan buang air kecil.

Kanker prostat dapat didiagnosis dengan mengambil biopsi (sampel jaringan kecil dari kelenjar prostat).

Beberapa pria mungkin disarankan untuk menunda perawatan jika tumor tumbuh sangat lambat dan tidak menimbulkan masalah.

Orang lain mungkin ingin memiliki pembedahan untuk mengangkat prostat. 

Tim melihat catatan medis dari pasien kanker prostat yang termasuk 61 pria dengan BRCA2, 18 laki-laki dengan mutasi gen serupa yang disebut BRCA1, dan 1.940 laki-laki yang tidak memiliki mutasi.

Pasien dengan mutasi BRCA2 lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup dan rata-rata hanya punya 6,5 tahun setelah diagnosa, dibandingkan dengan pengidap kanker non BRCA2 yang bisa bertahan hingga 12,9 tahun.

Lebih Mematikan

Prof Eeles mengatakan kanker prostat terkait dengan pewarisan gen BRCA2 lebih mematikan daripada jenis lainnya.

"Ini harus masuk akal untuk mulai menawarkan laki-laki yang terkena segera dioperasi atau radioterapi, bahkan untuk tahap awal kasus yang seharusnya dapat diklasifikasikan berisiko rendah," ujarnya.

"Kami tidak bisa mengatakan bahwa pengobatan lebih dini dapat mendeteksi bahwa pria pengidap kanker prostat mewarisi mutasi gen sampai diuji klinis, namun kami berharap bahwa penelitian itu akan menyelamatkan nyawa mereka dengan mengarahkan pengobatan kepada siapa yang paling membutuhkannya," kata dia.

Lebih dari 40.000 orang di Inggris didiagnosis kanker prostat setiap tahun.

Dr Julie Sharp dari Cancer Research UK, mengatakan penelitian ini menunjukkan bahwa dokter perlu mempertimbangkan mengobati pria pengidap kanker prostat dan kerusakan yang ditimbulkan gen BRCA2 lebih cepat dibandingkan dengan tindakan yang dilakukan saat ini.

"Kami tahu bahwa pria pengidap kanker prostat yang mewarisi gen BRCA2 menimbulkan kerusakan lebih besar, namun keseluruhan penelitian menunjukkan bahwa kerusakan gen membuat penyakit lebih cepat menyebar," ujarnya.

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013