Jakarta (ANTARA News) - Konsumen Indonesia sering mengabaikan informasi nilai gizi dalam kemasan pangan olahan ketika mereka memilih produk.

Head of Nutrifood Center, Susana, mengatakan bahwa pada umumnya, masyarakat Indonesia hanya memperhatikan label pada makanan kemasan terkait label halal.

"Sebanyak 36,5 persen konsumen Indonesia hanya memperhatikan label halal, 34,9 persen lain hanya memperhatikan waktu kadaluarsa, 20,6 persen hanya memperhatikan nama produk dan 7,9 persen lain memperhatikan masalah komposisi makanan," kata Susana di Jakarta, Rabu.

Padahal, yang tak kalah pentingnya adalah membaca Informasi Nilai Gizi (ING) pada label kemasan makanan olahan.

"Informasi pada label kemasan sekurang-kurangnya berisi nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama dan alamat pihak yang memproduksi, tanggal dan kode produksi, tanggal kadaluarsa, nomor pendaftaran, asal-usul bahan pangan tertentu, ING, dan klaim," kata Susana.

Angka kematian penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia semakin meningkat dari 49,9 persen pada 2001 menjadi 59,5 persen pada 2007 dengan komposisi hipertensi 31,7 persen, penyakit jantung 7,2 persen, kanker 4,3 persen, dan diabetes mellitus sebesar 1,1 persen.

"Umumnya, penyakit tersebut terkait konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih, oleh sebab itu edukasi terkait mencermati konsumsi gula, garam, lemak pada label kemasan makanan sangat penting," kata Susana.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013