Saat ini seluruh jajaran direksi dan manajemen terus meningkatkan kinerjanya sehingga Merpati semakin sehat dan menguntungkan,"
Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines bertekad untuk terus meningkatkan kinerja meski diterpa berbagai pemberitaan tentang penjualan sebagian saham dari perusahaan BUMN tersebut.

"Saat ini seluruh jajaran direksi dan manajemen terus meningkatkan kinerjanya sehingga Merpati semakin sehat dan menguntungkan," kata Vice President Corporate Secretary Merpati Herry Saptanto di Jakarta, Jumat.

Menurut Herry Saptanto, kondisi Merpati sendiri saat ini sudah bagus dengan "load factor" (tingkat keterisian penumpang) yang mencapai 89 persen.

"Dengan masuknya investor strategis, maka Merpati dapat menambah jumlah armada dan menambah rutenya untuk pelayanan yang lebih baik," katanya.

Ia juga mengatakan selama ini sudah banyak pemerintah daerah di wilayah Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur, yang menjalin kerja sama dengan Merpati melayani penerbangan di daerahnya.

Hal tersebut, menurut dia, sesuai dengan rencana dan program Merpati untuk melayani penerbangan ke tingkat kabupaten dan kecamatan

Merpati juga sudah menjalin kerjasama dengan PT Pos Indonesia serta akan menjalin kerjasama dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

"PT Pos Indonesia dalam bidang cargo, logistik dan penjualan tiket seluruh Indonesia sedangkan RNI dalam bidang pengangkutan daging dari Indonesia Timur," katanya.

Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN sudah berkali-kali melakukan restrukturisasi Merpati mulai dengan opsi penyuntikan dana, pengurangan karyawan, pemindahan kantor pusat, termasuk merestrukturisasi utang kepada kreditur swasta dengan mengkonversi utang (debt to equity swap) menjadi saham.

Pada tahun akhir Desember 2011 Merpati memperoleh suntikan dana sebesar Rp561 miliar dari APBN. Namun usulan suntikan tambahan sebesar Rp250 miliar pada tahun 2012 tidak terealisasi hingga saat ini.

Bahkan belakangan Kementerian BUMN telah membentuk Tim Restrukturisasi, namun hingga kini tidak mampu mengembangkan perusahaan.

Adapun utang Merpati kepada sejumlah perusahaan meliputi PT Pertamina, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, serta PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

(M040*R017)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013