Pontianak (ANTARA News) - Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan mengeluarkan pernyataan terkait pemberitaan tentang Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Barat yang juga Gubernur Kalbar Cornelis mengenai tudingan penodongan pistol ke warga.

Tjahjo Kumolo, Sekjen DPP PDI Perjuangan dalam rilis yang diterima di Pontianak, Jumat menyatakan telah mengklarifikasi ke Cornelis mengenai peristiwa itu.

"Hasilnya, ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan," kata Tjahjo Kumolo.

Pertama, pemberitaan bahwa Cornelis Gubernur Kalbar menodongkan pistol sama sekali tidak benar.

Kedua, bahwa persoalan sebenarnya terkait dengan ketidakpuasan pendukung pasangan Nomor 3 di Pilkada Kabupaten Sanggau yang mengalami kekalahan pada tanggal 19 September.

Ketiga, pada tanggal 26 september 2013, Gubernur Kalbar melantik Sekda Sanggau. Kemudian, sewaktu pulang ke Pontianak, melewati Pasar Bodok, masuk ke simpang Meliau.

Di pasar tersebut, sekitar pukul 16.30 WIB, ada orang berteriak-teriak dan mendiskreditkan Gubernur Kalbar dengan kata-kata yang sebenarnya tidak pantas.

Keempat, para pengawal dan ajudan Gubernur turun, menanggapi hal tersebut dan kemudian menanyakan mengapa dia begitu?

Kelima, pada saat itu posisi Gubernur sudah beberapa puluh meter di depan, dan melihat kejadian tersebut, kemudian mobilnya mundur.

Keenam, gubernur ke tempat kejadian dan menanyakan: "Ada apa?". Pengawal memberi tahu, dan Gubernur kemudian bertanya: "mengapa kamu begitu?". Yang bersangkutan tidak menjawab.

Pengawal Gubernur, sesuai prosedur tetap, memang membawa pistol. Senjata memang ada di pinggang tapi ditutup baju, kaos, dan mungkin dia melihat, karena baju terangkat kelihatan senjatanya, seolah mengancam dengan senjata.

Kejadian tersebut sudah tiga kali, tapi selama ini tidak dihiraukan.

Ketujuh, untuk menghindari dari amuk massa, maka Gubernur kemudian meminta polisi untuk membawanya ke Mapolsek, selanjutnya masyarakat bertemu dengan Gubernur. Mereka bertanya: "mengapa bapak biarkan?". Gubernur lalu memberikan penjelasan bahwa masalah tersebut sudah diserahkan kepada kepolisian yang memiliki wewenang untuk itu.

Selanjutnya Gubernur bersama dengan Camat Parindu, Kapolsek, dan Koramil Parindu serta masyarakat minum kopi.

"Atas dasar hal tersebut, maka kami menegaskan bahwa penodongan senjata tersebut sama sekali tidak benar," kata dia.

Ia melanjutkan, gubernur tidak sampai hati untuk melakukan perbuatan tersebut.(*)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013