Tujuan koordinasi itu guna menjamin kelancaran arus bantuan beras bencana di beberapa wilayah yang terdampak
Surabaya (ANTARA News) - Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Timur, Rusdianto, menyatakan, telah menyalurkan sebanyak 50 ton beras untuk membantu sejumlah masyarakat yang kini menjadi pengungsi akibat letusan Gunung Kelud di Kediri.

"Kami menjamin ketersediaan beras bantuan untuk masyarakat yang terdampak letusan Gunung Kelud. Bantuan itu akan terus disalurkan sesuai dengan kebutuhan pengungsi," katanya, dihubungi di Surabaya, Minggu.

Upaya penyaluran bantuan beras tersebut, ungkap dia, dilakukan dengan pemerintah kabupaten/kota yang terkena bencana letusan Gunung Kelud untuk berkoordinasi misalnya di Blitar, Kediri, Tulungagung, dan Ponorogo.

"Tujuan koordinasi itu guna menjamin kelancaran arus bantuan beras bencana di beberapa wilayah yang terdampak," katanya.

Di setiap kabupaten/kota, jelas dia, pagu beras bantuan bencana dari Cadangan Beras Nasional (CBN) mencapai 100 ton per tahun. Angka pagu tersebut bisa ditambah apabila masyarakat di daerah terdampak bencana memang dibutuhkan.

"Kami juga memastikan distribusi arus beras bencana tersebut tidak akan tersendat. Jam berapapun dibutuhkan, kami siap mengirimkan komoditas itu," katanya.

Di sisi lain, tambah dia, pihaknya juga melakukan penyelamatan aset di gudang Bulog baik yang berada di Blitar, Kediri, Ponorogo, maupun, Tulungagung.

"Penyelamatan aset ini kami realisasi dengan menutupi beras memakai plastik. Dengan demikian, debu vulkanik Gunung Kelud tidak bisa masuk dan merusak beras," katanya.

Bulog juga terus melakukan pemantauan komoditas di pasar. Khususnya, apakah bencana letusan Gunung Kelud berdampak pada terjadinya lonjakan harga beras karena dipicu kemacetan distribusi.

"Untuk daerah di luar bencana Gunung Kelud, kamipun selalu berupaya mengoptimalkan penyaluran beras miskin (raskin)," katanya.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014