Lombok Barat (ANTARA News) - Sejumlah warga negara asing (WNA) dan umat nonmuslim ikut merayakan tasyakuran "Lebaran Topat" atau Lebaran Ketupat yang digelar Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, di Pantai Cemare, Kecamatan Lembar, Senin.

WNA yang datang bersama keluarganya tersebut antusias mengabadikan berbagai bentuk kesenian bernuansa Islami yang diperagakan di atas panggung. Mereka juga menyempatkan diri berbaur dengan para tamu undangan menyantap hidangan ketupat yang disajikan bersama dengan lauk berupa opor ayam dan sate.

Demikian juga dengan umat nonmuslim yang diundang oleh Bupati Lombok Barat H Zaini Arony, ikut larut dalam suasana kemeriahan "Lebaran Topat" bersama dengan ribuan masyarakat yang sudah memadati Pantai Cemare sejak Senin pagi.

"Lebaran Topat" adalah tradisi yang dilaksanakan masyarakat Sasak (Etnis Lombok) seminggu setelah Idul Fitri. Tradisi itu adalah suatu "lebaran kecil" setelah umat Islam menunaikan puasa sunah bulan Syawal, yaitu puasa selama enam hari berturut-turut setelah Idul Fitri.

Pada hari tersebut selepas subuh, masyarakat di Pulau Lombok merayakannya dengan beramai-ramai mendatangi tempat wisata, seperti pantai ataupun beberapa makam leluhur.

Mereka datang bersama keluarga dengan membawa bekal ketupat, kue bantal, maupun lauk-pauk dan bermacam-macam penganan layaknya berekreasi.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, menggelar acara tasyakuran "Lebaran Topat" atau di tiga lokasi, yakni Pantai Cemare, Kuranji dan Senggigi agar masyarakat tidak terkonsentrasi di satu titik saja.

Khusus untuk perayaan "Lebaran Topat" di Pantai Cemare, dihadiri langsung oleh Bupati Lombok Barat H Zaini Arony. Ada juga tamu undangan lainnya dari unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah NTB, seperti Komandan Korem (Danrem) 162 Wira Bhakti Kolonel Arh Kuat Budiman, serta Kepala Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan NTB.

Bupati Lombok Barat H Zaini Arony, mengatakan esensi perayaan "Lebaran Topat" tidak hanya dari segi pengembangan budaya, tapi juga sebagai salah satu upaya mempererat tali silaturahim dan juga soliditas masyarakat terutama sekali dalam membangun satu kebersamaan dan sinergi, bahkan harmoni masyarakat ke depan.

"Karena Lebaran Topat ini bukan hanya milik umat muslim semata, bisa juga umat beragama lainnya. Anda bisa pantau sendiri umat beragama lain ikut melaksanakan Lebaran Topat dengan melakukan anjangsana atau pelesiran di dalam rangka pertumbuhan dan pengembangan ekonomi kerakyatan," katanya.

Ia juga menegaskan, esensi pelaksanaan "Lebaran Topat" tidak hanya bermakna seremonial maupun spiritual, tapi juga sosial bahkan ekonomi.

Sebab, lanjut Zaini, lokasi yang dijadikan pusat keramaian adalah destinasi wisata. Salah satunya adalah Pantai Cemare, yang merupakan satu dari sekian banyak destinasi wisata di Kabupaten Lombok Barat yang sedang dikembangkan.

"Jadi dengan adanya Lebaran Ketupat yang dipusatkan di Pantai Cemara tentu tidak semata-mata dalam artian promosi, tapi juga secara substantif masyarakat mancanegara akan mengenal lebih jauh keindahan alam pantai Lombok Barat, sehingga dengan demikian sektor basis yang kami kembangkan, yakni pariwisata menjadi terdorong dan terdongkrak dengan Lebaran Topat," katanya.

Pewarta: Awaludin
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014