Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengukuhkan tiga profesor riset yang menekuni dua disiplin ilmu, sosiologi dan biologi.

"Pengukuhan profesor riset ini menjadi yang ke-452, ke-453 dan ke-454," kata Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset Iskandar Zulkarnain di Auditorium LIPI, kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Senin.

Tiga ilmuwan LIPI yang dikukuhkan menjadi profesor riset baru ini di antaranya Dr Herman Hidayat dan Dr Endang Turmudi dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan serta Dr Yanni Sudiyani dari Pusat Penelitian Kimia.

Herman dan Endang dikukuhkan menjadi profesor di bidang sosiologi, sementara Yanni di bidang biologi.

Dalam kesempatan pelantikan itu, Herman memberikan orasi ilmiah sosiloginya berjudul "Tinjauan Sosiologis Pengelolaan Hutan dan Hutan Tanaman Industri (HTI) dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat".

Dia mengupas mengupas tentang pengelolaan hak pengelolaan hutan (HPH) dan HTI ke depan harus berbasis atas partisipasi masyarakat dan interaksi sosial dalam pengelolaan hutan yang lestari dan didukung oleh tiga pilar utama, yakni layak secara ekonomi, sosial dan ekologi.

Menurut dia, masyarakat lokal harus diberikan alokasi lahan 15 persen dari luas konsesi, yakni 10 persen untuk dialokasikan sebagai tanaman kehidupan seperti karet, rotan, buah-buahan dan sebagainya. Sisa lima persen lainnya diprioritaskan untuk membangun sarana dan prasarana infrastruktur seperti jalan, jembatan dan saluran air di pedesaan.

Konsesi lahan seluas 15 persen dari areal HPH dan HTI tersebut menjadi fasilitas pemberdayaan bagi penciptaan lapangan kerja, peningkatan perekonomian dan daya beli, menurunkan konflik lahan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, Yanni Sudiyani memaparkan orasi ilmiah dalam bidang biologi dengan judul "Pengembangan Teknologi Pengolahan Biomassa Limbah Lignoselulosa untuk Pembuatan Bioetanol Generasi Ke-2".

Yanni mengatakan besarnya peluang pengembangan teknologi pemanfaatan biomassa limbah lignoselulosa di Indonesia untuk dijadikan bioetanol generasi kedua (G2) yang menghasilkan energi alternatif ramah lingkungan.

Dia mengatakan bioetanol G2 telah berhasil dibuat dalam skala laboratorium sampai skala proyek percontohan sehingga perlu dilakukan bagi skala yang lebih besar lagi.

Untuk meningkatkan keekonomian produksi bioetanol G2, proses produksi harus dekat dengan sumber bahan baku dan konsep kilang hayati menjadi penting diterapkan.

Sedangkan, Endang Turmudi menyampaikan orasi ilmiah di bidang sosiologi dengan judul "Dinamika Islamisme dalam Perkembangan Masyarakat Indonesia Modern".

Dikatakannya, Islamisme berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia dan telah mendinamiskan umat Islam untuk mempraktekkan Islam secara menyeluruh, meskipun hal itu juga melahirkan situasi menguatnya kekelompokkan di antara umat Islam.

Karena Islamisme juga memicu konflik di antara kelompok Islam yang ada, lanjutnya, maka para pemimpin organisasi Islam seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah harus berusaha membawa Islamisme ke arah yang bermakna bagi persatuan umat Islam dan perdamaian dunia.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014