Surakarta (ANTARA News) - Perbankan dan lembaga keuangan lain yang selama ini menjadi kreditor para pedagang di Pasar Klewer, Jawa Tengah, yang terkena musibah kebakaran pada 27 Desember 2014 diminta untuk melakukan "reschedulling".

"Perbankan kami minta dan sangat kami sarankan untuk melakukan reschedulling atas kredit dari pedagang Pasar Klewer," kata Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga di Pasar Klewer Solo, Jawa Tengah, Sabtu, dalam kunjungan kerjanya bersama Menteri Perdagangan Rahmat Gobel.

Ia sangat berharap lembaga keuangan dan perbankan melakukan penjadwalan ulang atas musibah yang menimpa para pedagang pasar tersebut.

Menurut dia alasan "force majeur" bisa menjadi landasan yang kuat bagi lembaga keuangan untuk memberikan insentif atau keringanan kepada para pedagang pasar.

"Reschedulling" adalah penyelamatan kredit dengan menjadwal ulang jangka waktu pembayaran, yang pada umumnya dilakukan adalah perpanjangan jangka waktu dengan tujuan angsuran debitur lebih kecil sesuai kemampuan.

"Mereka kan terkena musibah, jadi kami harapkan ini menjadi perhatian khusus," katanya.

Pihaknya juga meminta pemerintah kota untuk memberikan tempat darurat sementara kepada para pedagang untuk bisa berjualan.

"Jangan sampai mereka tidak berdagang, saya minta carikan tempat untuk mereka," katanya.

Pihaknya sedang membicarakan dengan dinas koperasi dan UMKM setempat dan koperasi pedagang pasar itu terkait langkah lebih lanjut yang bisa dilakukan.

Menteri menegaskan pada intinya fungsi koperasi harus dioptimalkan untuk membangkitkan usaha para pedagang di Pasar Klewer.

"Kita akan bantu, kita sedang bicarakan apa yang akan kita bantu. Kalau permodalan tentu melalui LPDB-KUMKM atau bisa melalui KUR," katanya.

Pada kesempatan yang sama Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Persatuan Pedagang Pelataran Pasar Klewer Surakarta Fatimah menyatakan sangat mengharapkan bantuan berupa pinjaman lunak yang membuat usaha mereka bisa bangkit.

"Kami harapkan bisa diberikan pinjaman lunak," kata ketua koperasi yang beranggotakan 175 pedagang pasar tersebut.

Sebelumnya, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo mencatat ada 597 nasabah bank yang menjadi korban kebakaran Pasar Klewer di mana ratusan nasabah tersebut memiliki kredit di bank sebesar Rp259 miliar.

BI sendiri menilai kebakaran Pasar Klewer belum bisa dipastikan force majeure seperti halnya bencana tsunami di Aceh dan letusan Gunung Merapi di Yogyakarta.

Sebelumnya, kebakaran besar terjadi di Pasar Klewer yang merupakan pusat kain terbesar di Solo pada Sabtu, 27 Desember 2014 di mana ada sekitar 2.000 pedagang batik dan tekstil di dalamnya.

Data dari Himpunan Pedagang Pasar Klewer menunjukkan sampai April 2014 omzet harian pedagang kain di sana rata-rata mencapai Rp10 miliar, bahkan omzetnya bisa naik sampai 30 persen pada waktu tertentu seperti musim pemilihan umum. 
(H016)

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015