Jayapura (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Yahukimo AKBP Ade Djadja Subagja mengatakan seribuan warga mengungsi di Mapolres dan rumah ibadah di daerah itu, pascatindakan anarkis yang dilakukan oleh kelompok masyarakat, Rabu (19/3).

"Jumlah pengungsi di Mapolres Yahukimo dan rumah ibadah seperti masjid dan gereja sekitar 1.000 orang," kata AKBP Ade Djadja Subagja, ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Minggu.

Menurut dia, para pengungsi itu terdiri dari kaum perempuan dan anak-anak yang ketakutan karena diancam oleh kelompok masyarakat yang menamakan diri Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Yahukimo.

"Pengungsi ini, paling banyak di Mapolres sekitar 700 orang, mereka sudah amankan mobil atau harta benda mereka lainnya. Di rumah ibadah seperti masjid dan gereja ada sekitar 300-400 orang," katanya.

Mengenai tindakan anarkis dan pengancaman yang dilakukan oleh simpatisan dan massa KNPB kepada warga pribumi dan non pribumi, AKBP Ade menyampaikan bahwa pihaknya telah memberikan pemahaman agar bisa menyikapi masalah itu dengan bijak dan arif.

"Untuk pengungsi saya sudah berikan pemahaman, tidak perlu khawatir dan takut, polisi di-back up Brimob dan TNI sedang bekerja dan menciptakan situasi yang kondusif," katanya.

Ketika disinggung tentang tanggapan dari pemerintah setempat terkait pengungsi yang sempat dilaporkan butuh bantuan pangan, AKBP Ade mengatakan bahwa bantuan sudah diberikan tetapi masih dalam bentuk beras.

"Sementara ini, baru bantuan beras dari Pemerintah Daerah Yahukimo yang disumbang kepada pengungsi," katanya.

Terkait tenaga kesehatan yaitu dokter yang sempat dikabarkan ditarik oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua dari sejumlah tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas, Ade membenarkan hal itu.

"Betul, cuma saya tahan mereka agar tetap di Mapolres Yahukimo. Saya sebagai kapolres memberikan jamin untuk kamtibmas yang sudah berangsur-angsur kondusif," katanya.

"Para dokter juga mereka ketakutan sama anggota dan simpatisan KNPB, yang mengancam," lanjutnya.

AKBP Ade juga menyampaikan bahwa Rumah Sakit Dekai Yahukimo sudah mulai beroperasi seperti biasa karena sudah ada tenaga dokter yang ikut melayani selain mantri dan perawat.

"Ada, sebagian dokter yang sudah bertugas tapi masih ada yang shock dan trauma ketakutan sehingga ada beberapa yang masih di Mapolres. Tetapi, RS Dekai secara umum sudah operasional seperti biasa," katanya.

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015