Surabaya (ANTARA News) - Asosiasi Logistik dan Forwading Indonesia (ALFI) optimistis keberadaan tol di atas laut, yang rencananya akan dibangun pemerintah, bakal menurunkan biaya logistik di Indonesia.

"Misalnya dengan jaringan rel kereta api, jalan raya, dan wilayah pengembangan industri lainnya. Konsep tol laut ini tidak hanya berimbas pada kawasan pesisir tetapi juga mendalam hingga ke daratan," Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwading Indonesia (ALFI), Hengky Pratoko, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Menurut dia, langkah tersebut juga dapat mengoreksi harga berbagai moda transportasi. Khususnya untuk angkutan barang di penjuru Nusantara.

"Contoh, untuk rute Surabaya - Jakarta besaran biaya logistik dengan truk mencapai Rp7 juta hingga Rp8 juta. Kalau kereta api bisa Rp2,3 juta hingga Rp3 juta sedangkan kapal laut Rp2 juta," ujarnya.

Ia meyakini, keberagaman harga itu bisa menjadi pilihan para pengguna jasa transportasi pengiriman barang. Dengan demikian, melalui sistem tarif secara terbuka maka dapat berimbas pada harga barang yang beredar di pasar.

"Di sisi lain, kami sesalkan integrasi moda transportasi ini masih lebih banyak dimanfaatkan di Pulau Jawa," katanya.

Namun, tambah dia, permasalahan di luar Pulau Jawa adalah nilai ekonomi perdagangan antara Jawa dan luar Jawa terutama Indonesia Timur, terjadi ketidakseimbangan.

"Untuk mengirim ikan segar dari Kendari, Sulawesi Tengah ke Pulau Jawa, biayanya sangat mahal. Bahkan, pengangkutannya harus menggunakan peti kemas berpendingin," katanya.

Tetapi, sebut dia, langkah itu harus dilakukan dengan mengambil peti kemas berpendingin dari Jawa dalam kondisi kosong. Padahal, pengangkutan peti kemas itu diterapkan biaya yang sangat tinggi.

"Di sisi lain, saat mengangkut peti kemas itu dari Jawa justru tidak ada produk yang diperlukan di Kendari yang memerlukan peti kemas berpendingin. Itu yang mengakibatkan biaya angkutnya mahal," katanya.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015