Damaskus (ANTARA News) - Enam orang tewas di Suriah dan Lebanon, saat badai pasir parah melanda Wilayah Timur Tengah pada Selasa (8/9), selain jutaan orang yang menderita gangguan pernafasan, demikian laporan media lokal.

Puluhan ribu orang Suriah telah menderita sesak nafas dan gangguan pernafasan di Suriah sejak badai pasir menerjang negeri itu, kata kantor berita resmi Suriah, SANA, Selasa.

Badai pasir melanda Suriah sejak Ahad (6/9) dan menewaskan tiga orang di Provinsi Hama di bagian tengah negeri tersebut pada Selasa, dan mengakibat orang menderita sesak nafas serta gangguan pernafasan, termasuk alergi pada ribuan warga di Hama dan di luar wilayah tersebut, kata SANA.

Badai pasir sebagian disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang menutupi seluruh wilayah itu dan angin yang bertiup dari timur, kata SANA.

Sementara itu, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, kelompok pengawas yang berpusat di Inggris, menyebutkan jumlah korban jiwa akibat badai pasir jadi enam di Hama, Provinsi Deir Az-Zour di Suriah Timur serta Provinsi Daraa di bagian selatan.

Departemen Kesehatan Suriah menegaskan rumah sakit siap menanggapi kondisi darurat, termasuk penyediaan obat yang berkaitan dan bronkodilator --obat-obat yang digunakan untuk mengatasi kesulitan bernafas yang disebabkan oleh asma, bronchitis, bronchiolitis, pneumonia dan emfisema-- serta masker wajah untuk meredakan alergi akibat badai pasir.

Direktorat Meteorologi Suriah menyatakan badai pasir saat ini merupakan "fenomena langka" pada saat ini dalam satu tahun, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Badai pasir tersebut diperkirakan secara bertahap mulai berkurang mulai Selasa malam waktu setempat, tapi akan berlangsung terus sampai akhir pekan, akibat tak-adanya hujan.

Badai pasir telah memaksa militer Suriah membekukan operasinya di Wilayah Dataran Rendah Al-Ghab di Hama. Badai pasir juga menghalangi pesawat dan helikopter melancarkan serangan udara terhadap posisi gerilyawan di pinggiran Hama dan Provinsi Idlib di bagian barat-laut negeri tersebut.

Sementara itu di Lebanon tiga orang meninggal dan lebih dari 750 orang lagi dirawat di rumah sakit karena mengalami gangguan pernafasan akibat badai pasir yang tak pernah terjadi sebelumnya dan melanda Lebanon pada Selasa, kata Kementerian Kesehatan negeri tersebut.

"Tiga orang meninggal dan hampir 750 orang dibawa ke rumah sakit saat badai pasir musiman melanda Lebanon, dan menutupi negeri ini, termasuk Beirut, dengan selimut debu berwarna kuning," kata Kementerian Kesehatan itu di dalam satu pernyataan.

"Jumlah kasus orang tersedak dan sesak nafas akibat badai pasir telah naik jadi 750," kata kementerian tersebut, setelah badai pasir melahap Wilayah Bekaa dan di bagian utara negeri itu.

Kementerian tersebut juga mengatakan negara itu telah siaga, dan mendesak orang yang menderita gangguan pernafasan dan gangguan jantung agar tetap berada di dalam rumah.

Sementara itu di Israel, pemerintah mengeluarkan peringatan kesehatan masyarakat pada Selasa untuk menyeru warga agar sedapat mungkin tetap berada di dalam rumah karena badai pasir parah meningkakan polusi.

Kementerian Perlindungan Lingkungan Hidup mengeluarkan peringatan, dan menyeru orang tua, pemuda, perempuan hamil dan orang dari segala usia yang menderita gangguan pernafasan agar tetap berada di dalam rumah, terutama karena tingginya polusi dicatat di seluruh negeri tersebut.

Badai pasir itu tidak biasa dan membuat petugas ramalan cuaca di Israel tidak siap, sebab badai biasanya terjadi pada musim dingin dan berasal dari Afrika, kata dinas meteorologi.
(C003)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015