Nairobi (ANTARA News) - Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah sepakat untuk bekerja sama membantu pengungsi yang menyelamatkan diri dari krisis di Yaman.

Wakil dari Organisasi Migrasi Internasional (International Organization for Migration/IOM) dan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UN High Commissioner for Refugees/UNHCR) pada Selasa (6/10) menyatakan mereka sudah mengajukan Rencana Tanggap Migran dan Pengungsi Regional dalam pertemuan donor di Nairobi.

Ketika berbicara dalam pertemuan di Nairobi, Ashraf En-Nour, Pengamat Permanen IOM untuk PBB di New York, menekankan pentingnya pendekatan yang strategis dan terkoordinasi dalam menangani kebutuhan orang yang terdampak krisis.

"Kebutuhan individu yang datang ke Somalia, Ethiopia, Sudan dan Djibouti sangat banyak. Pengungsi dan migran datang setelah berjam-jam mereka berada di laut, seringkali mengalami trauma dan kelelahan, dengan sedikit barang pribadi, dan sangat memerlukan makanan, air serta perawatan kesehatan darurat," kata En-Nour.

"Jadi, upaya tanggap-darurat yang paling mendesak ialah menangani kebutuhan dasar mereka dan untuk mendaftar serta menyediakan dokumen guna memungkinkan mereka memperoleh akses ke layanan dasar," kata wakil IOM tersebut sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua.

Rencana Tanggap Migran dan Pengungsi Regional, yang mencakup masa Oktober-Desember, adalah hasil dari proses perencanaan antar-lembaga yang dikoordinasikan oleh IOM, UNHCR dan lembaga mitra di Djibouti, Ethiopia, Somalia dan Sudan.

Rencana aksi itu bertujuan memberi perlindungan dan bantuan kemanusiaan bagi 103.000 orang yang menyelamatkan diri dari konflik di Yaman ke negara tetangganya sampai akhir 2015. Jumlah tersebut diperkirakan bertambah menjadi 202.000 orang sampai akhir 2016.

Rencana itu akan membutuhkan biaya 36 juta dolar AS dari Oktober sampai Desember dan mungkin memerlukan 119 juta dolar AS lagi pada 2016.

Rencana tersebut juga meliputi perkiraan awal untuk 2016, termasuk perkiraan jumlah warga dan anggaran yang diperlukan. Rencana 2016 itu akan diubah dan diperbarui akhir tahun ini.

Menurut kedua lembaga tersebut, Maret menandai peningkatan konflik di Yaman, membuat ribuan orang meninggalkan Yaman.

Setakat ini, hampir 70.000 orang yang menyelamatkan diri dari krisis telah tiba di Djibouti, Ethiopia, Somalia dan Sudan dan 44.080 orang dilaporkan telah tiba di Arab Saudi dan Oman menurut kedua lembaga itu.

Situs jejaring interaktif Rencana Tanggap-Darurat Migran dan Pengungsi diluncurkan pada September 2015 untuk menyediakan informasi mendalam mengenai situasi di Yaman dan arus pengungsi dan migran yang diakibatkannya.

Situs itu memungkinkan pengguna umum mengakses Rencana Tanggap-Darurat Migran dan Pengungsi, serta statistik, laporan situasi dan informasi terkait lain.

Kedua lembaga itu menyatakan semua negara di sekitar Yaman telah memperlihatkan solidaritas besar dengan menyambut orang yang menyelamatkan diri dari krisis.

Djibouti, Ethiopia, Somalia dan Sudan telah memberi status pengungsi bagi warga negara Yaman yang tiba di tanah mereka, selain mengizinkan warga dari negara lain yang meninggalkan Yaman untuk menetap (Uu.C003)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015