Ternate (ANTARA News) - Kementerian Pertanian membantu meningkatkan produksi cabai Maluku Utara (Malut) dengan cara mengalokasikan anggaran melalui APBN tahun 2016 sebesar Rp4 miliar.

Kepala Dinas Pertanian Malut Saiful Turuy di Ternate, Jumat, mengatakan Kementerian Pertanian membantu meningkatkan produksi cabai Malut, karena selama ini kebutuhan cabai di daerah ini yang mencapai sekitar 30 ton per hari, 70 persen lebih di antaranya harus didatangkan dari provinsi lain.

Dana yang dialokasikan Kementerian Pertanian untuk pengembangan cabai di Malut sebesar Rp4 miliar lebih yang keseluruhannya akan dimanfaatkan untuk penanaman cabai seluas 75 hektare di Kabupaten Halmahera Timur, salah satu daerah di Malut yang menjadi sentra utama pengembangan hortikultura di Malut.

Ia mengatakan, produksi dari penanaman 75 hektare tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan cabai di Malut pada bulan Ramadhan tahun ini sehingga harga tidak melonjak.

Dinas Pertanian semula juga mengupayakan anggaran melalui APBD Malut tahun 2016 sebesar Rp6 miliar untuk pengembangan cabai, tetapi tidak lolos saat pembahasan di DPRD dengan alasan ada komoditas lain yang harus diprioritaskan pendanaannya, seperti pengembangan pala dan cengkih dengan dana Rp20 miliar lebih.

Menurut Saiful Turuy, Malut sebenarnya memiliki potensi lahan yang sangat luas untuk pengembangan tanaman cabai, terutama di wilayah Halmahera, Bacan dan Kepulauan Sula, tetapi petani setempat kesulitan untuk mengembangkannya karena masalah keterbatasan modal.

Untuk pengembangan satu hektare cabai membutuhkan dana puluhan juta rupiah sehingga petani yang umumnya petani tradisional kesulitan memenuhi dana sebesar itu, apalagi tanaman ini cukup berisiko mengalami gagal panen.

Namun demikian, kata Saiful Turuy, Dinas Pertanian Malut terus mendorong para petani di daerah ini untuk mengembangkan cabai walaupun dalam skala kecil dengan memberikan bantuan seperti bibit, pupuk dan pestisida.

Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016