Jambi, Jambi (ANTARA News) - Gunung Kerinci di Provinsi Jambi yang tengah berstatus waspada tingkat II, Minggu dini hari, mengeluarkan suara dentuman keras dan mengeluarkan asap pekat hitam dengan radius 300 meter.

Petugas pos pemantau Gunung Kerinci di R10 Dudung, mengatakan, dentuman keras dari gunung tertinggi di Sumatera itu terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Sedangkan semburan asap terjadi pukul 08.00 WIB.

"Suara dentuman terdengar hingga ke pemukiman warga di sekitaran kaki gunung. Kita tidak bisa memastikan kondisinya karena tertutup kabut, rencananya kita akan cek ke lapangan," katanya dihubungi dari Jambi, Minggu.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Padang Aro, Sumatera Barat, beberapa hari terakhir warga sering mendapati abu dalam jumlah cukup banyak menempel di teras dan dinding rumah mereka. Diduga kuat abu tersebut merupakan abu vulkanik dari gunung Kerinci.

"Iya, beberapa hari belakangan ini banyak abu di teras rumah, sepertinya abu vukanik dari gunung Kerinci," kata Ezi, salah satu warga Kabupaten Kerinci yang bertugas di Padang Aro.

Ezi mengakui semburan asap gunung Kerinci terlihat jelas dari kediamannya di Padang Aro di pagi hari, karena jarak puncak gunung yang berdiri di perbatasan Kerinci dan Sumbar ini dengan kediamannya hanya sekitar delapan kilometer.

"Beberapa hari terakhir ini, semburan asap tebal dari Gunung Kerinci itu terlihat mengarah ke selatan dan tenggara, tepatnya ke Sumatera Barat. Tapi pagi hingga siang ini gunung kerinci tertutup kabut, tidak kelihatan," katanya menambahkan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi sudah menyiapkan lokasi tempat evakuasi warga jika sewaktu-waktu terjadi letusan Gunung Kerinci yang saat ini berstatus waspada level II.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Jambi Dalmanto, mengatakan bahwa lokasi yang disiapkan itu untuk desa yang hanya berjarak lima kilometer dari kaki gunung.

"Ada tiga desa yang dekat dengan gunung api tersebut, yakni Desa Gunung Labu, Kersik Tuo, dan Sungai Kering Kecamatan Kayu Aro," kata Dalmanto.

Ia mengatakan jika sewaktu-waktu terjadi letusan gunung, warga Desa Gunung Labu pertama dikumpulkan (titik temu) di lapangan bola desa setempat. Kemudian warga Sungai Kering titik temunya di depan kantor desa setempat.

Sementara warga Kersik Tuo dikumpulkan di lapangan bola tepatnya dibelakang Polsek Kayu Aro, atau lokasi yang menjadi tempat evakuasi warga tiga desa tersebut.

"Setelah berkumpul dititik temu, warga Gunung Labu dan Sungai Kering dibawa ke lapangan bola Desa Kersik Tuo yang berjarak 12 kilometer dari gunung. Setelah itu barulah semua warga dievakuasi dari daerah itu," kata Dalmanto menjelaskan.

Dalmanto mengatakan bahwa BPDB, Sar Gunung Kerinci, Dinas Kehutanan, relawan dan masyarakat peduli bencana sudah siap dan sudah membuat jalur evakuasi.

Selain itu kata Dalmanto, sebanyak 30 warga di tiga desa itu sudah dilatih dalam tanggap bencana khususnya gunung Kerinci.

"Satu desa sekitar 30 orang kita latih untuk tanggap bencana sejak satu tahun lalu, saat ini komunikasi dan koordinasi terus kita galakkan mengingat status gunung wasapada level II," ujarnya.

Gunung api tertinggi di Indonesia itu aktif menyemburkan asap dan abu dengan ketinggian 300-900 meter, masyarakat pun dilarang mendekati gunung dalam radius tiga kilometer dari bibir kawah.

Gunung Kerinci di Provinsi Jambi itu berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang.

Gunung dengan ketinggian mencapai 3.805 (MDPL) ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra. Gunung ini tercacat tidak pernah meletus namun pernah juga meletus pada 2009 lalu.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016