Depok (ANTARA News) - Kapal Makara 5 dan 6 karya Autonomous Marine Vehicle Team (AMVT)  Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) akan berlaga di AUVSI Roboboat Competition 2016 , Founders Inn and Spa, Virginia Beach- Amerika Serikat, Juli mendatang.

Kedua kapal yang menggunakan teknologi tanpa awak itu nantinya diperuntukan untuk mitigasi bencana/kecelakaan yang korban atau puing kecelakaan masuk ke dalam laut.

Berdimensi sekitar 1,2 meter  x 60 cm x 120 cm, Makara 5 terbuat dari material roping dan fiber komposit untuk bagian badan kapal. Kemudian, AMVT melengkapi kapal ini dengan sejumlah komponen semisal baterai, pengontrol kecepatan, lapto, GPS, WiFi, coverter, kamera, fan dan controller.

Berbalut warna merah dan putih kapal ini nantinya akan menjalani empat misi, yakni melewati gerbang yang telah ditentukan panitia, lalu melaju di lintasan yang disediakan menggunakan image processing, docking dan mencari lokasi pemancar sinyal.

"Semuanya full autonomous atau tidak dikontrol tangan," ujar salah satu dari AMVT, Faisal A.B. kepada ANTARA News di Kampus UI, Depok, belum lama ini.

Sementara itu, Makara 6 berukuran lebih kecil. Didominasi warna merah menyala, kapal ini terbuat dari material PVC yang dilengkapi dome CCTV di bagian depan dan pemberat berupa besi.

"Fungsi Makara 6 kan untuk observasi visual. Soal model, kami menggabungkan AUV (Autonomous Underwater Vehicle) dan ROV (Remotely Operated Vehicle). AUV itu bentuknya seperti torpedo yang dijalankan jarak jauh untuk mengambil data menggunakan sensor. Sementara ROV itu bentuknya kotak, untuk melakukan fungsi kerja semisal melepas baut memakai tangan robotnya," kata Hitomi Hadinuryana, salah satu dari AMVT dalam kesempatan yang sama.

"Untuk mesin, satu kami membeli dari luar, satu lagi kami membuat" tambah dia. 

Kapal ini memiliki kemampuan merekam gambar, video serta mendeteksi bentuk di bawah laut.  Dengan begitu, ia akan berlaga dalam misi ke lima lomba, yakni mengidentifikasi angka.

"Sesuai rule-nya, Makara 6 dari dock akan turun ke bawah permukaan air. Dia akan mencari angka yang disimpan di suatu lokasi dan mengidentifikasi angka itu lalu mengirimnya ke server di darat," kata Hitomi.

Kapal seberat 14,52 kilogram itu dapat bertahan di dalam air selama empat jam pada kedalaman 100 meter.

Faisal mengakui tantangan terberat dalam pembuatan Makara 5 dan 6 terletak pada coding, karena merupakan inti dari segalanya.  Sementara untuk misi lomba, menurut dia, misi mengidentifkasi angka merupakan yang tersulit.

"Tapi kedua kapal memiliki kecepatan, manuver berbelok, dan elektrikal yang lebih baik dari Makara sebelumnya. Kami hanya tinggal menyelesaikan programming," kata dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016