Manado (ANTARA News) - Masyarakat muslim Manado, Sulawesi Utara dari etnis Gorontalo, menggelar tradisi malam pasang lampu menjelang berakhirnya Ramadhan dan menyambut hari kemenangan Idul Fitri atau "tumbilotohe".

"Tumbilotohe biasa dimulai tiga hari sebelum berakhirnya Ramadhan, dan kami di sini tetap memelihara tradisi tersebut," kata tokoh muslim, Fanny Mantali di Manado, Minggu.

Dia mengatakan, tradisi "tumbilotohe" dilakukan semua masyarakat muslim etnis Gorontalo, meskipun tidak lagi berdomisili di daerah asalnya, dan tetap dibawa/dilakukan di mana mereka berada.

Tradisi tersebut, katanya adalah warisan leluhur yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan tetap dilaksanakan bahkan terpelihara dengan baik meskipun zaman sudah berubah.

Saat "Tumbilotohe", katanya, suasana menjadi meriah, karena di setiap rumah ada lampu botol minyak yang dipasang menurut jumlah penghuni rumah atau anggota keluarga.

"Jika anggota keluarga ada lima orang, maka lampu yang dipasang juga berjumlah lima demikian pula kalau hanya ada tiga pun demikian dan seterusnya," katanya.

Dia mengatakan memang sekarang sudah menemukan ada yang memang menggunakan tebu ditambah janur kuing dengan buah pisang dan bunga-bunga, karena kabanyakan hanya memasang lampu saja, tetapi menurutnya yang penting adalah makna di balik malam pasang lampu itu.

Dia mengatakan, di wilayah tempatnya tinggal, di Wonasa, Singkil, untuk membuat suasana semarak, lampu-lampu dipasang dan diatur sedemikian rupa, bersusun di talud-talud sehingga membuat suasana tampak sangat terang benderang oleh cahaya lampu yang dipasang. 

Pewarta: Joyce Bukarakombang
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016