Sanaa, Yaman (ANTARA News) - Hampir 2,2 juta anak Yaman mengalami gizi buruk akut, korban dari nyaris runtuhnya sistem perawatan kesehatan dalam konflik dua tahun di negara tersebut, kata dana anak-anak PBB UNICEF pada Selasa (13/12).

Setidaknya 462.000 anak menderita kekurangan gizi akut karena persediaan makanan terganggu karena perang sengit antara pemerintah yang didukung Saudi dan pemberontak Syiah, kata badan PBB tersebut.

Provinsi Saada, benteng pertahanan pemberontak di ujung utara, memiliki tingkat gangguan pertumbuhan tertinggi di dunia di kalangan anak-anak dengan delapan dari 10 anak terkena dampaknya di sejumlah daerah, imbuh UNICEF.

"Gizi buruk di Yaman mencapai tingkat tertinggi sepanjang sejarah dan terus meningkat," kata perwakilan UNICEF untuk Yaman Meritxell Relano.

"Kondisi kesehatan anak-anak di negara termiskin di Timur Tengah tersebut tidak pernah separah sekarang ini."

Setidaknya satu anak meninggal setiap 10 menit di Yaman karena kekurangan gizi dan penyakit yang dapat dicegah seperti diare dan infeksi saluran pernapasan.

"Penyakit seperti kolera dan campak menyebar dan, dengan hanya beberapa fasilitas kesehatan yang berfungsi, wabah tersebut menelan banyak korban jiwa di kalangan anak-anak," kata Relano.

Pada 2016, UNICEF membantu pengobatan 215.000 anak yang menderita gizi buruk akut dan menyediakan suplemen vitamin kepada lebih dari empat juta anak di bawah usia lima tahun.

Namun, distribusi bantuan terhalang oleh kekurangan dana dan keterbatasan akses ke daerah-daerah perang.

"Kami meminta seluruh pihak dalam konflik tersebut untuk memberikan akses tanpa hambatan kepada anak-anak yang membutuhkan di seluruh negeri sehingga kami dapat mengirimkan pasokan gizi, merawat anak-anak yang menderita gizi buruk dan mendukung pelayanan kesehatan Yaman," kata Relano, seperti dikutip AFP. (mr)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016