Jakarta (ANTARA News) - Aktivis gerakan anti diskriminasi, Denny JA meluncurkan 59 buah buku puisi esai online agar masyarakat mampu mendengar "batin" Indonesia.

"Ini bukan puisi biasa. Ini puisi esai, puisi yang mengekspresikan isu soal Aceh sampai Papua," kata Denny dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, ruang publik jangan hanya diramaikan oleh politik, tapi bisa disirami juga ruang publik dengan puisi. Jika politik pilkada selama ini banyak "mengotori" jiwa, maka dibersihkan kembali jiwa masyarakat dengan puisi.

Denny mengatakan, dalam puisi ada kisah anak yang menangis karena rumah ibadahnya dibakar. Atau tokoh yang puluhan tahun dipenjara ternyata ia tak salah dan dibebaskan.  Soal istri yang kaget luar biasa ternyata suaminya teroris.

Selain itu, dalam puisinya ada cerita soal seorang ayah membawa jasad anaknya dalam gerobag karena tak punya uang untuk dimakamkan. Soal seorang penganut yang memilih dikubur hidup-hidup daripada pindah keyakinan. Lebih dari 100 penulis, sebagian penyair, sebagian aktivis, wartawan, pengamat sosial merekamnya dalam lebih dari 50 buku puisi esai.

Di dalam file besar 59 buku itu, terdapat pula buku polemik puisi esai, polemik buku 33 tokoh sastra.  Sebuah tim bekerja keras  mengumpulkan 59 buku itu dalam file: kumpulan buku puisi esai dan polemik sastra Denny JA di https://www.inspirasi.co/dennyja/29551_kumpulan-buku-puisi-esai-dan-polemik-sastra-denny-ja

Melalui kumpulan 59 buku itu, Denny JA mengkukuhkan dirinya tidak hanya sebagai konsultan politik yang sangat aktif. Ia juga tampil sebagai sastrawan dan penyair yang produktif.

Puisi esai adalah genre baru sastra yang Denny lahirkan. Jejak puisi esai itu sudah terekam dalam lebih dari 50 buku yang dikarang oleh lebih dari 100 penulis.

Pewarta: -
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017