Jakarta (ANTARA News) - Laporan terbaru Tim Walidata Lamun Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan tutupan padang lamun di sebagian besar perairan Indonesia kurang sehat akibat tekanan aktivitas manusia.

"Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004, padang lamun dengan tutupan 40 persen masuk dalam kondisi kurang sehat. Ini artinya padang lamun Indonesia dalam kondisi kurang sehat," kata peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Udhi E Hernawan di Jakarta, Rabu.

Dari keseluruhan lokasi yang divalidasi, hanya lima persen yang kondisinya sehat, misalnya di Biak, Papua.

Kondisi padang lamun di lokasi lainnya kurang sehat atau miskin, bahkan padang lamun yang berada di kawasan konservasi seperti Wakatobi dan Lombok juga dalam kondisi kurang sehat.

Tim peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, menurut Udhi, telah memantau kondisi padang lamun Indonesia serta melakukan perhitungan dan validasi padang lamun yang tersebar di 423 lokasi di seluruh Indonesia.

Menurut hasil perhitungan tersebut, Indonesia setidaknya memiliki padang lamun seluas 150.000 hektare.

Luasan padang lamun dapat memberikan indikasi kondisi dan potensi lamun secara menyeluruh.

Penurunan luas padang lamun, menurut Udhi, menunjukkan adanya tekanan atau ancaman pada ekosistem tersebut, sebaliknya jika luasannya stabil atau naik maka menunjukkan peluang padang lamun untuk lestari semakin tinggi.


Penyebab

Udhi mengatakan lokasi perairan yang kurang sehat atau miskin menjadi penyebab buruknya kondisi lamun. Pencetus buruknya kondisi perairan pada umumnya tekanan aktivitas manusia.

Reklamasi pantai untuk lahan pembangunan pelabuhan, kawasan industri dan pemukiman berdampak langsung pada hilangnya habitat lamun.

Tekanan lingkungan akibat pencemaran dari aktivitas rumah tangga, pertanian dan industri serta sedimentasi menurunkan kualitas habitat yang berdampak pada penurunan kondisi padang lamun, jelas Udhi.

Selain itu, ia mengatakan, kegiatan perikanan yang tidak ramah lingkungan juga dapat merusak padang lamun.

Agar padang lamun tetap mampu memberikan manfaat bagi masyarakat secara berkelanjutan, ia mengatakan, upaya konservasi padang lamun harus mampu mencegah terjadinya aktivitas yang mengancam kelestarian lamun tersebut.

Selain itu, kegiatan transplantasi lamun dapat dilakukan untuk memulihkan padang lamun yang telah hilang atau rusak dan menciptakan areal padang lamun yang baru.

Padang lamun merupakan tempat hidup komoditas perikanan seperti ikan baronang (samandar), kepiting rajungan, dan kerang-kerangan.

Keberadaan padang lamun juga membantu mengurangi laju perubahan iklim dengan menyerap emisi karbon dioksida (CO2).

Selain itu padang lamun bisa menahan gelombang, serta menangkap dan menyetabilkan sedimen, sehingga air menjadi lebih jernih.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017