Puing-puing pesewat ini akan kami bawa ke Jakarta"
Temanggung (ANTARA News) - Sekitar 70 persen puing-puing bangkai helikopter Basarnas Jawa Tengah yang jatuh di kawasan perbukitan di Desa Canggal, Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jateng, berhasil dievakuasi ke posko terdekat.

"Hari ini sekitar 70 persen puing-puing pesawat bisa dievakuasi ke posko dan di atas masih ada main body, tetapi sudah dipotong-potong," kata Direktur Operasi dan Pelatihan Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Ivan Ahmad Riski Titus di Temanggung, Rabu.

Selain main body, katanya, gearbox juga masih di Tebing Mloso, Gunung Butak. Pihaknya memperkirakan, besok siang semua puing-puing pesawat sudah bisa terangkat semua.

Ia menuturkan hampir tidak ada kendala dalam evakuasi hari ini, karena cuaca cukup baik, tidak hujan sehingga tanah lebih keras dan batu-batu tidak licin sehingga sangat mendukung untuk mengangkat puing-puing pesawat ke bawah.

Ia mengatakan semangat dari para sukarelawan luar biasa sehingga meringankan Basarnas untuk pemindahan serpihan dari atas bukit.

Ia menyampaikan semula direncanakan evakuasi menggunakan helikopter milik TNI AD, tetapi dari sisi cuaca tidak memungkinkan dan akses atau jalan menuju posko bisa dilaksanakan dengan cepat maka penggunaan heli dibatalkan dan menggunakan jalan darat.

Menurut dia dua mesin helikopter sudah diturunkan dan satu mesin sudah sampai posko dan satu mesin lagi masih dalam perjalanan turun.

"Puing-puing pesewat ini akan kami bawa ke Jakarta," katanya.

Ia menyebutkan personel yang terlibat dalam evakuasi ini sekitar 400 orang, terdiri atas tim inti dari Basarnas, TNI/Polri sebanyak 60 orang dan sisanya para sukarelawan.

"Barang-barang ini akan dijadikan bukti dan nanti jika diperlukan data-data lagi bisa lihat barang-barang tersebut," katanya.

Berdasarkan pantauan, setelah puing-puing dibawa para sukarelawan dari atas bukit kemudian diangkut dengan mobil bak terbuka menuju posko dan langsung dinaikkan di atas truk yang telah disiapkan.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017