Jakarta (ANTARA News)- Pemerintahan Kolombia mengajak Indonesia untuk sama-sama melakukan perlawanan terhadap diskriminasi sistem perdagangan di kawasan Uni Eropa yang membatasi masuknya impor minyak sawit dari negara-negara produsen seperti, Indonesia dan Kolombia.

Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Republik Kolombia, Aurelio Iragorri Valencia menurut keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kolombia yang diterima di Jakarta, Rabu menyebutkan, kebijakan Uni Eropa untuk membatasi produk minyak sawit dengan alasan isu lingkungan dan lain sebagainya, merupakan politik dagang perusahaan minyak nabati non sawit guna melindungi kepentingan bisnisnya.

"Karena itu (kebijakn diskriminasi dagang) perlu dilawan atau diperangi," Aurelio saat melakukan kunjungan ke Kedubes RI di Bogota.

Indonesia, tambahnya, adalah produsen terbesar kelapa sawit di dunia dan telah berhasil membangun perekonomian kawasan pedesaan dengan kelapa sawitnya.

Untuk itu pemerintah Kolombia akan belajar tentang kesuksesan pengembangan industri minyak kelapa sawit Indonesia.

"Itulah perlunya melawan diskriminasi perdagangan yang dilakukan pihak Eropa," katanya.

Menanggapi hal itu Duta Besar Indonesia untuk Kolombia, Priyo Iswanto mengapresiasi dukungan negara tersebut, serta mengajak agar Pemerintah Kolombia secepatnya bergabung dengan negara-negara produsen minyak sawit (Council of Palm oil Producing Contries/CPOPC).

"Dengan bergabungnya Kolombia yang juga ingin memajukan industri kelapa sawitnya untuk membangun kawasan pedesaan terutama daerah paska-konflik akan meningkatkan daya tawar terhadap negara-negara yang melakukan diskriminasi dagang," kata Priyo.

Selain persoalan industri sawit, dalam pertemuan tersebut juga dibahasa perlunya meningkatkan hubungnan dagang kedua negara utamanya di sektor pertanian.

"Salah satu kerja sama yang ingin kita dorong adalah pertukaran spesies buah-buahan tropis, mengingat beberapa buah-buahan Kolombia tidak ada di Indonesia dan sebaliknya," ujar Dubes Priyo.

Dia mencontohkan, beberapa buah-buahan itu seperti alpukat khas asal Kolombia yang merupakan alpukat kualitas terbaik. Sementara Indonesia juga mempunyai buah rambutan yang belum ada di Kolombia.

Terkait kerja sama bilateral kedua negara, Priyo juga ingin mendorong kerja sama bilateral yang telah ada dapat ditingkatkan melalui konsultasi pada tingkat yang lebih tinggi dan memungkinkan Menteri Pertanian kedua negara untuk saling berkunjung.

Menteri Pertanian Indonesia, Amran Sulaiman, telah mengunjungi Kolombia saat menghadiri Forum Produsen Kopi Dunia di kota Medellin, pertengahan Juli 2017.

Oleh karena itu, pihaknya akan mendorong Menteri Aurelio Iragorri dapat mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang pertanian.

Pada kesempatan itu Mentan Kolombia juga menyatakan, jika dimungkinkan negara tersebut dapat memasok daging sapi yang lebih baik dengan harga yang wajar ke Indonesia.

(T.Y005/S025)

Pewarta: Theo Yusuf Ms
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017