Kuala Lumpur (ANTARA News) - Atlet renang Indonesia, Triady Fauzi, kembali diperdaya andalan Singapura, Joseph Isaac Schoolin, kali ini dari nomor 100 meter gaya kupu-kupu SEA Games 2017 di National Aquatic Centre, Bukit Jalil, Malaysia, Rabu.

Dengan kekalahan itu, Triady harus puas dengan medali perak setelah membukukan catatan waktu 53,03 detik. Sedangkan sang peraih medali emas yaitu Joseph Isaac Schooling unggul cukup jauh yaitu 51,38 detik. Catatan waktu ini bahkan bahkan mencetak rekor SEA Games dari catatan sebelumnya 52,13.

Sebelumnya Triady harus menyerah di nomor 50 meter gaya kupu-kupu dan harus puas dengan medali perak. Namun, atlet asal Jawa Barat itu mengaku senang bisa berhadapan langsung dengan peraih medali emas Olimpiade 2016 itu.

"Saya cukup bahagia dengan hasil apa yang tadi saya dapat. Ini best time saya tahun ini. Sebenarnya best time saya 52,77, namun hingga saat ini belum tercapai lagi," kata Triady Fauzi usai pengalungan medali.

Meski tertinggal hampir dua detik, Triady mengaku dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin. Apalagi pada 50 meter pertama mampu menempel ketat andalan Singapura itu. Namun, di 50 meter berikutnya dinilai kurang maksimal sehingga membuat jarak cukup jauh.

"Di awal cukup puas, tapi di 50 meter terakhir belum puas. Mungkin itu yang harus segera diperbaiki," kata Triady menambahkan.

Saat dimintai komentar soal turunnya peraih emas Olimpiade turun di SEA Games 2017, Triady tidak begitu mempermasalahkan. Bahkan dirinya cenderung senang bisa bersaing langsung dengan atlet yang levelnya sudah kelas dunia.

"Senang bisa bersaing dengan dia," kata Triady menegaskan.

Hal yang sama dikatakan atlet Indonesia yang sukses meraih perunggu di nomor 100 meter gaya kupu-kupu, Glenn Victor Sutanto. Menurut dia, Schooling memang atlet yang lagi naik daun dan sudah masuk level dunia. Dirinya mengaku senang bisa bersaing langsung.

(T.B016/B015)

(Baca: SEA Games 2017 - Triady akui kehebatan perenang Singapura Joseph Schooling)

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017