Palangka Raya (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR RI Asdy Narang mengaku prihatin dan mensesalkan lambatnya Pemerintah Provinsi dan Kota Palangka Raya menangani dan membangun sejumlah sekolah dasar yang dibakar beberapa waktu lalu.

Padahal pembangunan gedung sekolah tersebut sangat mendesak  karena sebagai upaya mendukung lancarnya aktivitas pendidikan di daerah ini, kata Asdi di Palangka Raya, Minggu.

"Saya ada mengunjungi SD Negeri 1 Menteng di jalan Yos Sudarso Palangka Raya, SDN 1 dan SDN 6 Palangka yang terletak di jalan Tjilik Riwut, km 1 Palangka Raya yang dibakar itu. Sampai sekarang saya lihat belum ada dimulainya pembangunan," bebernya.

Dari peninjauan lapangan ke tiga sekolah itu, sampai saat ini, belum ada tanda-tanda pemerintah daerah, utamanya Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya untuk membangun kembali gedung-gedung sekolah yang terbakar tersebut. Meskipun, disaat peninjauan itu, proses belajar mengajar, tetap dilaksanakan seperti biasa.

Melihat kenyataan di lapangan saat peninjauan itu, legislator muda dari daerah pemilihan (Dapil) Kalimantan Tengah ini mengaku prihatin. Padahal harusnya, pasca kebakaran itu, pemerintah harus segera bertindak cepat dengan melakukan berbagai kebijakan, agar pembangunan gedung-gedung SD yang terbakar itu segera dilaksanakan.

"Kita sangat prihatin sekali atas kejadian ini, tetapi juga yang sangat kita sesalkan, sampai saat ini tidak ada follow up dari pemerintah daerah, baik dari Pemerintah Provinsi (Pemrov) maupun Pemko dan juga dari kalangan lainnya yang memberikan perhatian yang khusus lah untuk masalah ini," kata Asdy.

Dia meminta kepada Pemprov Kalteng dan Pemko Palangka Raya segera mengambil langkah strategis dalam rangka mempercepat pembangunan gedung SD yang terbakar tersebut, duduk bersama agar masalah tersebut segera ditanggulangi.

"Ini harusnya pemerintah kota dan pemerintah Provinsi itu harusnya duduk bersama-sama, masalah ini harus cepat dituntaskan, jangan sampai berlarut-larut. Ini sudah hampir 2-3 bulan lebih tidak ada proses sedikitpun pembangunan, gak ada sama sekali," demikian Asdi.

Pewarta: Jaya Wirawana Manurung
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017