Gunung Kidul (ANTARA News) - Tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional melakukan penelitian di Gua Braholo, Dusun Semugih, Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama sebulan terakhir.

Mereka berhasil menemukan tulang hewan yang hidup sekitar 3.000 sampai 7.000 tahun yang lalu, kata Koordinator Lapangan Penelitian Gua Braholo Tim Peneliti Pusat Arkelologi Nasional Thomas Sutikna di Gunung Kidul, Selasa.

"Fosil tulang belulang berbagai jenis binatang pada zaman prasejarah, mereka terkubur di kedalaman tiga hingga tujuh meter di dalam tanah Gua Braholo," katanya.

Dia mengatakan hasil temuan tim peneliti, yakni tulang belikat rusa, tulang belulang kera, babi, anjing, tikus, dan kerbau di kedalaman 1-4 meter. Dirinya membuktikan banyak sekali fauna yang ada telah ada di Gunung Kidul,

"Untuk yang pernah dilakukan penelitian ada gigi gajah yang berusia 33 ribu tahun lalu, pada kedalaman 6 sampai 7 meter," katanya.

Dia mengatakan binatang yang dikonsumsi oleh manusia prasejarah di Gua Braholo. Mereka biasanya berburu lalu membawa ke dalam gua untuk dikonsumsi.

"Mereka berburu binatang dan membawanya ke tempat tinggal mereka di sini (Gua Braholo), dan dikonsumsi oleh kawanan manusia di kala itu," katanya.

Thomas mengatakan manusia purba yang ditemukan beberapa tahun lalu, mereka diperkirakan hidup 9.000 tahun lalu. Mereka sudah mengenal tata penguburan awal, diketahui dari bentuk tubuhnya sudah ditekuk.

"Mereka bukan manusia purba seperti yang ditemukan di Sangiran, tetapi manusia modern awal. Saat ini kerangkanya masih disimpan di Museum Punung Pacitan," katanya.

Penemuan fosil ini masih terus dikerjakan oleh tim peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional yang bekerja sama juga dengan tim dari UGM. Ekskavasi telah berlangsung sejak 9 Oktober 2017 lalu dan akan berakhir pada awal November.

"Beberapa fosil hasil penemuan akan kami bawa ke Punung, Pacitan. Untuk ekskavasi memang tidak dilakukan semuanya karena untuk menyisakan peneliti pada masa depan," katanya. 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017