Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengimbau masyarakat sebagai konsumen untuk mewaspadai potongan harga palsu di pusat perbelanjaan yang kemungkinan terjadi menjelang pergantian tahun.

"Rata-rata pemberian diskon dengan menaikkan harga terlebih dahulu. YLKI sering menemukan harga sandang yang dinaikkan lebih dulu, misalnya 100 persen, baru kemudian diberi diskon 50 persen," katanya melalui pesan singkat di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan potongan harga palsu dengan menaikkan harga terlebih dahulu itu melanggar aturan dan bisa dipidana. Namun, hal itu masih sering dilakukan pelaku usaha.

Selain agar tidak mengalami kerugian, potongan harga juga dilakukan pelaku usaha untuk "cuci gudang" barang-barangnya. Barang-barang yang tersebut sengaja dilepas ke pasar untuk menghabiskan stok.

"Guna mempercepat `cuci gudang` itu, pelaku usaha biasanya memberikan iming-iming potongan harga kepada konsumen," tuturnya.

Karena itu, YLKI memina Kementerian Perdagangan dan dinas perdagangan di daerah untuk melaukan pengawasan terhadap barang-barang, terutama produk sandang, yang dinaikkan harganya terlebih dahulu sebelum diberi potongan harga.

"YLKI juga meminta kepolisian untuk melakukan penegakan hukum apabila terjadi pelanggaran terkait diskon palsu itu," kata Tulus.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017