Banda Aceh (ANTARA News) - Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyatakan lebih memilih mendarat darurat di bibir pantai dibanding melepas parasut yang tersedia di pesawat jenis Shark Aero yang dipilotinya tersebut.

"Kenapa saya tidak menggunakan parasut saya khawatir akan dibawa angin ke arah laut atau bisa tersangkut di atas atap rumah warga yang kemungkinan akan membuat cidera pada saat pesawat terjatuh," kata Irwandi Yusuf di Pendopo Gubenur Aceh di Banda Aceh, Sabtu malam.

Pernyataan itu disampaikan di sela-sela menyampaikan penyebab pendaratan darurat yang dilakukan dirinya di kawasan bibir pantai Gampong Lam Awe, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar menyusul minyak tidak naik sehingga mesin pesawat mati.

Irwandi mengaku saat terjadi masalah pada mesin pesawat yang dilebeli Hanakaru Hokagata tidak panik dan memberitahukan kepada Asisten II Setda Aceh, Taqwallah yang menemaninya terbang dari Calang Aceh Jaya menuju Bandara Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Aceh Besar pesawat akan mendarat darurat.

"Saya sudah sampaikan ke Taqwallah bahwa kita akan mendarat darurat di bibir pantai dan dia mengatakan lanjutkan," kata Irwandi.

Menurut dia atas pertimbangan tersebut serta ilmu tentang penerbangan yang telah dia pelajari sebelumnya dirinya mengaku tidak panik dan mengambil sebuah keputusan untuk pendaratan darurat di bibir pantai.

Dalam pendaratan darurat tersebut Irwandi Yusuf dan Taqwallah mengaku tidak terjadi apa-apa, mereka mendarat dengan selamat.

Sebelumnya Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menerbangkan pesawat jenis Shark Aero dengan penumpang Asisten II Setda Aceh, Taqwallah yang terpaksa mendarat darurat di kawasan bibir pantai Gampong Lam Awe, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar akibat minyak tidak naik sehingga mesin pesawat tersebut mati.

Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018