Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo memberikan perhatian serius terhadap kejahatan eksploitasi seksual anak-anak, baik melalui jaringan maya maupun turisme seks.

"Eksploitasi seks anak-anak ini merupakan salah satu bentuk kejahatan lintas negara di kawasan Asia Pasifik," kata Bambang Soesatyo, di Jakarta, Kamis.

Menurut Bambang, Polri agar bekerja sama dengan Kepolisian Internasional (Interpol) untuk mengusut tuntas persoalan ekspolitasi seks anak-anak di Indonesia, yang menjadi ancaman serius.

Berdasarkan data Interpol, menurut dia, di Indonesia ada sekitar 4,2 juta anak-anak yang terlibat dalam pekerjaan berbahaya dan berisiko tinggi.

"Setiap hari, ada lima anak menjadi korban kejahatan eksploitasi seksual," katanya.

Bamsoet, panggilan Bambang Soesatyo, meminta Komisi III DPR yang untuk mendorong Polri bekerja sama dengan Interpol guna memerangi kejahatan seks terhadap anak-anak.

Bamsoet juga mengingatkan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bersama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, memberi perhatian khusus kepada kelompok anak-anak jalanan.

"Anak-anak jalanan lebih rentan terkena masalah ini, baik fisik maupun psikologis dibandingkan anak-anak normal yang tinggal di rumah," katanya.

Politisi Partai Golkar ini meminta Komisi Perlindungan Anak Indpnesia (KPAI) agar anak-anak jalanan dapat memanfaatkan fasilitas rumah singgah secara lebih baik

Pelaksanaan program pemberdayaan pengemis dan anak jalanan, kata dia, juga harus dievaluasi.

Bamsoet juga mengusulkan ada penelitian untuk mengetahui tingkat keberhasilan Peraturan Daerah (Perda) terkait hal tersebut.

Kementerian PPPA juga diminta ?berkomitmen mewujudkan kota layak anak di seluruh Indonesia secara merata.

"Sampai tahun 2017, baru 349 dari 516 kabupaten/kota yang menginisiasi kota layak anak," katanya.

Baca juga: Indonesia jadi target eksploitasi seksual anak

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018