Sleman (ANTARA News) - Keraton Yogyakarta akan menggelar upacara adat Labuhan Ageng Gunung Merapi dalam rangka hajatan Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat untuk memperingati naik tahta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Selasa (17/4).

Rangkaian acara labuhan tersebut dimulai Senin dengan penyerahan uba rampe labuhan dari Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat kepada Camat Depok di Pendopo Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Uba rampe tersebut selanjutnya diarak oleh para abdi dalem dan Camat Depok menuju Kantor Kecamatan Cangkringan. Camat Depok lalu menyerahkannya kepada Camat Cangkringan di Pendopo Kecamatan Cangkringan.

Camat Cangkringan kemudian menyerahkan uba rampe tersebut kepada Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo atau yang akrab dipanggil dengan panggilan  Pak Asih untuk dibawa ke Joglo Kinahrejo, petilasan rumah Mbah Maridjan.

Labuhan Merapi rutin dilaksanakan setiap tahun pada tangal 30 Rejeb dalam kalender Jawa.

Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Purwatno Widodo mengatakan Upacara Labuhan dimaknai sebagai sebuah persembahan doa kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat dan anugrah-Nya Raja Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat dan masyarakat Yogyakarta mendapat keselamatan, serta sebagai tanda penghormatan bagi leluhur keraton Ngayogyokarto Hadiningrat.

"Upacara ini juga merupakan bentuk rasa syukur dan doa bagi keselamatan raja keraton Ngayogyokarto Hadiningrat yang senantiasa mengayomi dan memimpin rakyatnya dengan penuh cinta. Sebuah kedekatan antara masyarakat dengan rajanya yang dimaknai dengan masih adanya kepercayaan, penghargaan, dan penghormatan kepada rajanya," katanya.

"(Dengan) banyaknya pengaruh budaya modern yang masuk pada zaman sekarang, diharapkan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Kinahrejo dan sekitar Merapi perlu terus di pupuk dan dikembangkan lagi karena budaya seperti Labuhan Merapi ini merupakan aset kekayaan budaya yang harus terus dilestarikan," katanya.

Juru Kunci Gunung Merapi Mas Asih atau Mas Lurah Kliwon Suraksohargo mengatakan bahwa upacara adat tersebut merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Selain itu Labuhan Merapi juga bertujuan untuk memohon perlindungan dan keselamatan untuk seluruh warga masyarakat Yogyakarta," katanya.

Ia berharap agar tradisi Labuhan Merapi dapat terus lestari.

"Harapannya para kaula muda bisa tahu tentang budaya, dan bisa mempelajari tentang budaya. Semoga budaya ini bisa berkembang dengan baik, sehingga masyarakat itu paham tentang budaya," katanya.

Prosesi Senin (16/4) ini dimulai dengan mengarak gunungan dan ubo rampe dari Kantor Kecamatan Cankringan menuju Petilasan Rumah Mbah Maridjan, lalu dilanjutkan dengan upacara penyerahannya ke Juru Kunci Merapi.

Acara siang itu diakhiri dengan berebut isi gunungan yang terdiri atas macam-macam hasil bumi.

Labuhan Merapi akan dilanjutkan pada Selasa (17/4), ketika uba rampe dibawa menuju ke Bukit Srimanganti di lereng Gunung Merapi, lalu upacara ritual dan doa dan ditutup dengan pembagian nasi berkat kepada masyarakat.
 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018