Kuala Lumpur (ANTARA News) - Dicky Darmanto dan Puput Mayasari melarikan diri dari majikan mereka dan meminta perlindungan ke Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur karena sudah lima tahun tidak menerima bayaran atas pekerjaan mereka.

Dengan ongkos taksi dari seorang petugas keamanan, mereka sampai di KBRI Kuala Lumpur Sabtu lalu (14/4) hanya membawa buku gaji dan pakaian yang mereka kenakan.

Puput kemudian ditampung di penampungan KBRI Kuala Lumpur, sementara Dicky mengaku ikut berteduh di tempat petugas keamanan yang dekat dengan KBRI Kuala Lumpur.

"Kami nekat melarikan diri dari rumah majikan karena kerja lima tahun tidak pernah dibayar," kata Puput saat ditemui di depan Ruang Satgas Perlindungan TKI KBRI Kuala Lumpur, Rabu.

Dicky yang beralamatkan di Jalan Rajawali Pontianak Kalimantan Barat dan Puput yang juga berasal Pontianak berangkat ke Malaysia pada 20 April 2013.

"Kami waktu itu diajak saja. Permit kerja mereka yang urus. Hingga sekarang paspor dan kartu keluarga saya masih ditahan," kata Dicky.

Di Malaysia, mereka bekerja di rumah seorang datuk kaya raya yang beristrikan orang Indonesia. Datuk tersebut mempunyai rumah di Alam Damai, Cheras dan Kinara. Majikan mereka membatasi libur dan memasang CCTV di berbagai sudut rumah.

Dicky kerjanya serabutan, mencabut rumput, dan memberi makan ayam burung, ikan dan angsa. Sedangkan Puput menjadi pembantu rumah tangga.

"Kami sebenarnya ingin menikah namun kemudian ada tawaran kerja di Malaysia ini. Nanti kalau sudah bisa pulang, kami akan menikah," katanya.

Dicky menegaskan bahwa dia hanya meminta haknya selama bekerja dan tidak mau ribut dengan majikan, yang pernah menuduhnya mencuri ikan dan menjual karpet.

"Kami sebenarnya sudah lama ingin pulang tapi hanya diberikan janji-janji saja," kata Dicky.

"Kami mengharapkan pertolongan dari KBRI Kuala Lumpur," katanya.
 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018