Samarinda (ANTARA News) - Selama puluhan tahun banyak pihak meyakini gajah sudah punah di Kalimantan, namun berdasarkan penelitian WWF, KSDA Kaltim dan Unmul Samarinda belum lama ini, ada kawanan satwa langka itu di kawasan hutan Sebuku, Kabupaten Nunukan, Kaltim, namun terancam segera punah. Oleh karena itu, puluhan mahasiswa dan aktivis lingkungan yang tergabung dalam Forum Pecinta Satwa, melakukan aksi demonstrasi di depan kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Rabu, untuk mengajak semua pihak melestarikan gajah kalimantan. Sambil membagi-bagikan selebaran dan poster spesies gajah kalimantan, para pengunjuk rasa juga membentangkan spanduk bertuliskan "Selamatkan Habitat Gajah Kalimantan". "Kami sangat prihatin dengan nasib gajah Kalimantan yang populasi semakin berkurang akibat proyek besar dalam bidang infrastruktur, 'illegal logging' yang berpengaruh terhafap kerusakan dan pemusnahan habitat alam serta kegiatan konversi hutan yang tidak bertanggung jawab yang menjadi ancaman bagi satwa langka itu," kata Koordinator aksi, Perdhana Putra. Hasil survei yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Dana Suaka Margasatwa (World Wild-life Fund/WWF) Indonesia dan mahasiswa Laboratorium Keanekaragaman Hayati Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman pada Februari hingga maret 2007 menemukan bahwa populasi satwa langka tersebut hanya berkisar 25 hingga 45 gajah. Dari data Forum Pecinta Satwa Kaltim, gajah kalimantan (Elephas Maximus Borneensis) merupakan spesies gajah Asia dan Sumatra yang terisolasi sekira 300.000 tahun lalu. Gajah kalimantan dinilai termasuk satwa paling langka untuk spesies gajah karena memiliki perbedaan dengan satwa sejenis yang terdapat di berbagai belahan dunia. Satwa tersebut memiliki tubuh lebih kecil, telinga yang lebar, gading dan belalainya lebih panjang, serta ekornya nyaris menyentuh tanah. "Gajah kalimantan merupakan gajah pegunungan, karena topografi kawasan Hutan Sebuku yang tinggi dan berbukit. Gajah ini beda dengan gajah sumatera karena merupakan sub spesies gajah asia," katanya. "Dari hasil uji DNA, gajah kalimantan memiliki perbedaan genetik dengan gajah di Srilangka, India, Bhutan, Bangladesh, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, semenanjung Malaysia dan sumatera. Namun, selama ini belum ada upaya dari pemeritah untuk melakukan perlindungan terhadap gajah yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesai tersebut," kata Perdhana Putra. Aksi demonstrasi itu dilakukan untuk menuntut Pemerintah Kabupaten Nunukan, Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat mengambil langkah-langkah kongkret dalam memberikan perlindungan terhadap gajah kalimantan. Selain itu, untuk melestarikan habitatnya melalui pemberian status Hutan Sebuku menjadi Kawasan Hutan Konservasi, memperbaiki habitat Gajah kalimantan yang sudah rusak akibat konversi hutan, ujarnya. "Tuntutan kami hanya agar pemerintah menjadikan kawasan hutan Sebuku menjadi kawasan hutan perlindungan sebagai tempat perlindungan bagi gajah Kalimantan yang kian terdesak akibat habitatnya banyak dirusak oleh perambah hutan," katanya. "Kami juga meminta agar Gajah Kalimantan diberi perlindungan khusus, agar tidak dijadikan hewan buruan bagi pemburu gading gajah, sebab populasinya tinggaL beberapa ekor," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007